Mengapa saya sering mengulas topik Dualitas? Karena manusia menjalani hidup didasari Persepsi mereka terhadap dunia.
Sehingga masalah-masalah bagi mereka, yang timbul, adalah akibat dari persepsi mereka sendiri terhadap hidup ini yang notabene adalah persepsi mereka terhadap Dualitas hidup itu sendiri.
Jadi menurut saya, Kepahamanmu mengenai Dualitas ini merupakan pondasi atau prinsip yang fundamental dalam menjalani hidup. Dualitas adalah akar dari segala masalah yang kau hadapi.
Contohnya bagaimana?
Contoh 1:
Ini yang paling sering saya singgung: ada Baik dan Buruk
Orang menanamkan persepsi yang saklek terhadap kebaikan dan keburukan. Dari sejak lahir yang berkonotasi buruk harus dijauhi, dihindari, ditakuti.
Akibatnya adalah manusia selalu punya persepsi bersalah, berdosa, penyesalan, kapok, dan lainnya yang serba negatif.
Rasa salah, berdosa, sesal, kapok adalah akar dari masalahmu. Persepsimu terhadap Buruk adalah negatif. Maka yang negatif-lah yang akan datang kepadamu, dan yang akan kau hadapi.
Begitu pula persepsi Baik menjadi sangat positif dan disanjung-sanjung serta dipuja-puja secara berlebihan.
Padahal Baik maupun Buruk menyimpan pesan pelajaran yang sama bagimu.
Cobalah untuk menerima kedua hal Baik dan Buruk itu apa adanya. Maafkan orang lain, minta maaflah kepada orang lain, dan maafkan diri sendiri.
Maaf itu salah satu cara merubah persepsimu dari yang negatif menjadi positif. Mulailah dari situ.
Contoh 2:
Ada Luar ada Dalam
Keduanya mungkin berkonotasi sama, tetapi tanpa disadari sudah tercipta (persepsi) akan adanya Batasan antara dirimu dan lingkunganmu, yang berlaku bagi dirimu sendiri saja, karena begitulah persepsimu terhadap Luar dan Dalam itu.
Coba renungkan baik-baik, apakah ada beda yang mendasar untuk Luar dan Dalam selain persepsimu sendiri?
Kadang Luar dipersepsikan sebagai positif, kadang negatif.
Kadang Dalam dipersepsikan sebagai positif, kadang negatif.
Tergantung situasi-mu.
Dan kemudian muncullah masalahmu.
Jadi, bagaimana seharusnya?
Bukan menolak dualitas, melainkan Terima dualitas sebagai dua hal yang wajar.
Kemudian pahami bahwa Dualitas merupakan Satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Inilah Kepahaman akan Kesatuan. Jika sudah bisa mencapai ini dengan keyakinan sempurna, Hidup tidak lagi seperti pandanganmu sebelumnya terhadapnya.
Bagai menemukan dimensi ruang baru untuk bergerak lebih banyak, bebas, luas.
Seperti ulat yang hanya tau gerak maju-mundur, kanan kiri.
Setelah berubah menjadi kupu-kupu ia menemukan dimensi gerak baru yang belum pernah ia pahami sebelumnya, yaitu atas dan bawah.
Inilah persitiwa Transformasi Hati.
Terima dan pahamilah yang Dual untuk menerima yang Singular atau Tunggal
Hiduplah dalam Ke-Satu-an dan Terbanglah seperti kupu-kupu.