Cuaca panas, jalanan macet, kamu terjepit tidak bisa bergerak.
Kamu merasa kesal dan mau marah. Ada orang yang tiba-tiba memaksa menyalip, kamu bentak dia penuh emosi.
Lalu ketika mulai bergerak, kendaraanmu menyerempet kendaraan lain.
Mari kita renungkan kejadian di atas:
Cuaca panas dan macet (kalah 1)
Kesal (kalah 2)
Marah dan membentak orang (kalah 3)
Menyerempet (kalah 4)
Dan semua perilaku itu tidak menjadikanmu lebih cepat tiba di tujuan atau cuaca berubah teduh (kalah 5).
Mengapa harus memperburuk kondisimu?
Jika kamu sudah kalah 1 (panas dan macet), jangan biarkan hal itu merembet ke hal merugikan lainnya sebab kamu akan binasa dengan sendirinya
Lebih baik tidak marah, tidak perlu membentak orang, dan karena tenang kamu tidak menyerempet kendaraan lain.
Kondisi kalah 1 itu pun bisa diimbangi dengan menikmati kondisi itu dengan mendengarkan musik, diskusi, membaca, dst.. Jadi kamu tidak kalah apa pun.
Sama semisalnya seperti orang menghinamu, lalu kamu menghinanya kembali (kalah 1)
Orang memfitnahmu, kamu marah besar (kalah 2)
Kamu sakit lalu kamu mengeluh (kalah1)
Sakit tak kunjung sembuh menyalahkan semuanya (kalah 2)
Tidak punya uang, marah besar (kalah 1)
Lalu kamu mencuri (kalah 2)
Selanjutnya, kamu ditangkap (kalah3)
Keluarga dan anak istri terlantar (kalah 4)
Keluarga menjadi malu atas perbuatanmu (kalah 5)
Terus kemenangan kamu dimana?
Jika demikian, kita adalah orang orang yang dtaklukan oleh hawa nafsu sendiri
Bagaimana mungkin mengharapkan perubahan bila hawa nafsu sendiri masih memperpudak diri sendiri
Lucu yah? Kita berharap perubahan setiap hari tapi masih melakukan hal yang sama?
Kejadian di hidup ini selalu datang dalam dualitasnya; positif dan negatif.
Semua alamiah.
Tingkat Kesadaran atau kepahaman-mu lah yang menentukan sikapmu dan hasilnya.
Renungkanlah…
Apakah kita masuk kategori orang-orang yang mampu mengalahkan hawa nafsu itu sendiri?