Menu

Mode Gelap

Pencerahan · 1 Nov 2023 18:58 WITA ·

Menghapus Lingkaran Karma Buruk

Ilustrasi Perbesar

Ilustrasi

Fakta membuktikan bahwa Semua makhluk yang bernama Manusia ini tersusun dari bahan dasar yang sama, mempunyai struktur penyusun yang sama, dan punya potensi yang sama

Jika ada orang lain dapat melakukan sesuatu, menjadi sesuatu, ataupun mencapai sesuatu.

Maka, siapapun saja juga punya peluang dan potensi untuk bisa seperti dia. Dan hal ini berlaku untuk bidang apapun saja, apakah itu untuk sesuatu yang baik ataukah buruk.

Hanya saja, potensi ini. Bagi sebagian orang masih bersifat belum pernah diaktifkan, atau sudah pernah aktif tetapi sekarang tertidur, atau sudah aktif tapi masih kecil dan belum tumbuh secara maksimal.

Dr. Kazuo Murakami, Ph.D. ahli genetika terkemuka di dunia, pemenang Max Planck Research Award (1990) dan Japan Academy Prize (1996) meyakini bahwa kita dapat mengaktifkan gen-gen tertentu dan sebaliknya menonaktifkan gen-gen yang tidak dikehendaki.

Disisi lain, fakta yang tidak kalah menariknya adalah bahwa perilaku, sikap, kata-kata, dan apa yang dilakukan oleh orang lain. Itu dapat menular pada kita tanpa disadari.

Contohnya, saat ada orang di dekat kita sedang menguap. Entah kenapa tanpa alasan yang jelas. Tidak lama kemudian, kita juga ikut-ikutan menguap.

Pada tahun 1995, sekelompok peneliti dari Italia yang dipimpin oleh Giacomo Rizzolatti, menemukan suatu Area di otak yang disebut Mirror Neuron.

Saat kita melakukan suatu gerakan atau melihat orang lain melakukan suatu gerakan, sebuah area pada premotoric cortex yang sama juga aktif. Seperti yang kita ketahui bahwa premotoric cortex bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu gerakan.

Ini artinya, saat kita melihat seseorang melakukan sesuatu, maka sebenarnya otak kita juga melakukan hal yang sama, “Seeing is doing”. Otak merekam dan mencetak pola tindakan itu seolah-olah sebagai rancangan tindakan untuk diri kita sendiri.

Fenomena inilah salah satu landasan ilmiah dimana kita dapat menduplikasi prestasi dan keunggulan orang lain agar terinstal di dalam pikiran bawah sadar kita.

Seiring berjalannya waktu ternyata tidak semudah seperti apa yang dipikirkan, banyak hal yang menghadang salah satunya adalah karma buruk.

Lalu Apa itu Karma?

Karma adalah konsep “aksi” atau “perbuatan” yang tersimpan di memori.

Memori adalah informasi. Informasi tersimpan di tubuh fisik manusia. Yang kita pahami, penyimpan memori adalah otak.

Namun sesungguhnya tidak hanya otak, setiap sel di tubuh kita menyimpan informasi atau memori dari semua kejadian.

Oleh karena DNA kita diturunkan dari orang tua kita, maka informasi atau memori yang tersimpan di dalam sel kita ini juga termasuk kejadian yang diturunkan dari orang tua, kakek-nenek, dan leluhur kita.

DNA kita membawa semacam “program” yang di-set atau ditulis oleh para pendahulu kita.

Mata kita melihat alam ini dan mengartikan atau memprosesnya dengan menggunakan memori yang tersimpan lebih dulu itu. Inilah persepsi dasar kita.

BACA JUGA :  Zalim yang Tanpa Disadari Terus Dilakukan

Jika leluhur kita adalah manusia-manusia yang terjajah, tertekan, ketakutan, maka reaksi awal atau dasar kita dalam memandang dunia ini adalah sebagai dunia yang menakutkan.

Sebaliknya, jika leluhur kita adalah manusia-manusia yang sadar, tercerahkan, bahagia, maka pandangan kita terhadap dunia adalah dunia yang baik.

Dengan kalimat lain, kita membawa karma leluhur itu ke dalam diri kita. Inilah fenomena yang sering kita jumpai dan dengar dari mereka yang berkata bahwa apa yang mereka alami di kehidupan mereka sekarang adalah karma dari leluhur mereka.

Dan hal inilah yang selalu saya tekankan bahwa janganlah menghukum diri sendiri dengan karma. Hidupmu yang sekarang seharusnya BEBAS dari semua informasi turunan itu.

Karena selain informasi atau memori turunan (karma), kau juga lahir dalam desain yang baru, bersih tanpa noda dan siap untuk ditulis atau diprogram dengan yang baru.

Bagaikan kanvas bersih yang bisa bebas kau lukis sendiri tanpa pengaruh eksternal maupun masa lalu, tanpa persepsi warisan, tanpa kemelekatan.

Manusia dibentuk atas 4 komponen, yaitu Jasad, Nyawa, Sukma, dan Ruh. Jasad adalah tubuh kita ini. Kalau mati akan kembali ke alam yaitu bumi, tanah. Jasad adalah komponen Physical.

Nyawa adalah energi kehidupan yang tidak senyata jasad. Nyawa adalah energi yang tidak bisa musnah. Jika manusia mati, nyawa akan kembali ke alam dalam wujud energi. Nyawa adalah komponen Physical.

Sukma adalah energi kesadaran. Sukma menyimpan informasi akan kesadaran manusia selama ia hidup. Sukma tidak dapat musnah. Jika manusia mati, Sukma akan kembali ke alam dalam wujud energi. Sukma adalah komponen Physical.

Ruh adalah Zat Tuhan. Jika manusia mati, Ruh kembali ke Tuhan. Ruh adalah komponen Non-Physical.

Karma adalah komponen Non-Physical yang merekatkan komponen-komponen Physical. Karma adalah memori. Memori adalah informasi yang dihasilkan dari pengamatan dan pengalaman duniawi.

Memori ini tersimpan pada komponen Physical tubuh manusia.

Saya akan jelaskan, begini:

Setiap komponen Physical, menyimpan memori atau informasi dari pengamatan dan pengalaman.

Jasad, Nyawa, Sukma menyimpan memori. Jasad menyimpan memori yang bersifat fisik. Nyawa juga menyimpan memori. Sukma menyimpan memori yang bersifat KESADARAN.

Bila manusia mati, adalah proses terpisahnya 4 komponen tubuh itu. Dan dari sini kita bisa pahami ada dua jenis kondisi kematian:

Kondisi Pertama, ia mati dalam kondisi baik. Artinya Ia sadar dan menerima kematian itu dengan pasrah dan ridho. Komponen-komponen itu berpisah dengan lancar.

Mengapa?

Karena KEMELEKATAN-nya pada KARMA-nya kecil atau tidak melekat. Atau Kemelekatan terhadap DUNIAWI-nya kecil.

Kondisi Kedua, ia mati dalam kondisi tidak baik. Artinya, ia tidak menerima kematiannya. Komponen-kompnen itu terpisah dengan paksa, prosesnya ‘menyakitkan’. Kondisi ini termanifestasi ke peristiwa yang sering kita dengan sebagai ‘siksa kubur’.

Mengapa?

Karena KEMELEKATAN-nya pada KARMA-nya terlalu kuat. Atau kemelekatan terhada DUNIAWI-nya terlalu kuat.

BACA JUGA :  Mengamati Perasaan dan Melakukan Refleksi Diri

Saya ulangi: Karma adalah memori. Memori adalah informasi yang dihasilkan dari pengamatan dan pengalaman duniawi.

Memori ini tersimpan pada komponen Physical tubuh manusia. Memori tersebut diturunkan secara genetik dari leluhur kita, kakek-nenek, orang tua, sampai ke kita  di dalam DNA dan sel-sel tubuh dan sukma kita. (komponen physical manusia). Sehingga kita sering mendengar mereka yang terbelenggu karma dari kehidupan masa lalu mereka.

Saya selalu mengatakan,

Putuskan karmamu! BEBAS-kan diri ini dari keterbelengguan persepsi kita akan karma! Kita adalah manusia BEBAS yang lahir dalam kondisi bersih bagaikan kanvas kosong kehidupan yang bebas kita tulis sendiri.

Oleh karena Sukma adalah energi yang tentunya bersifat kekal, maka memori kesadaran dari sukma yang terlahir kembali akan membawa tingkat kesadaran yang sama dengan pencapaian kesadaran di kehidupan si sukma tersebut sebelumnya.

Jika seseorang mencapai kesadaran yang cukup tinggi, maka ia (sukma-nya) akan lahir kembali dalam kondisi kesadaran yang sudah baik. Maka kita sering mendapati orang-orang muda yang arif dan tercerahkan, yang biasa kita sebut memiliki ‘old-soul’.

Saya tidak akan membicarakan reinkarnasi lebih jauh. Karena inti dari tulisan saya adalah mengenai Karma. Tulisan saya ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa memori KESADARAN dari kehidupan seseorang di masa lalu akan terbawa ke kehidupan sekarang.

Beruntunglah bila di kehidupan sebelumnya sudah mencapai kesadaran yang baik. Namun banyak yang tidak begitu. Banyak mereka yang melakukan ‘past-life regression’ dan mendapati berita yang tidak baik.

Dan hal ini kemudian dipersalahkan sebagai penyebab keterpurukan kehidupannya saat ini. Mereka memvonis diri mereka sendiri.

Contoh:

“Oh… pantaslah hidup saya sekarang selalu sial… karena ternyata dulunya saya ini seorang pencuri, penjahat, atau pembunuh.”

Orang tersebut hidupnya PASTI berubah total setelah mengetahui past-life-nya. Pengetahuan itu menjadi persepsi dan realita baginya.

Saya sangat menentang hal ini. Saya selalu menegaskan bahwa Karma itu bisa diputus atau diselesaikan.

Tidak mudah, tidak cepat, tetapi bisa. Dan saya selalu menganjurkan agar JANGAN melakukan past-life regression dengan alasan apa pun.

Hidupmu sekarang BERBEDA dari hidupmu yang sebelumnya. Yang dibawa hidup kembali (reinkarnasi) hanyalah Sukma.

Sedangkan memori yang tersimpan di jasad dan nyawa TIDAK terbawa hidup kembali. Ruh juga tidak menyimpan memori.

Sehingga Dirimu yang dulu dan sekarang adalah dua orang yang sama sekali BERBEDA.

Saat kau lahir, kau adalah manusia dengan jasad yang baru, nyawa baru, dan Ruh Tuhan yang baru. Kau adalah kanvas putih bersih yang BEBAS untuk kau lukis sendiri tanpa adanya pengaruh dari persepsi eksternal dan masa lalu.

Kau memang membawa atau mewarisi secara genetik memori leluhurmu dalam DNA dan sel-selmu, tetapi itu seharusnya TIDAK menjadi penjaramu.

Kita sering mendengar mengenai karma yang dikaitkan dengan perbuatan baik dan buruk. Kita sering mendengar definisi karma sebagai hukum sebab-akibat, seperti ini;

BACA JUGA :  Perasaan Sebagai Sinyal Bagi DNA

Kalau berbuat baik maka akan berbalas baik. Kalau berbuat buruk maka akan berbalas buruk.

Saya akan menjelaskannya,

Apa itu perbuatan baik dan perbuatan buruk?

Baik adalah perbuatan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (termasuk alam).

Sedangkan buruk tentu sebaliknya, yaitu perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Namun definisi ini kurang. Saya melengkapinya dengan ‘KEMELEKATAN’.

Begini… Jika kau berbuat baik tetapi untuk mendapatkan pujian, pamrih, dan kebanggaan, maka perbuatan baikmu digerakan oleh ego. Ini adalah sebentuk kemelekatan.

Jika kau berbuat baik tetapi bukan untuk mendapatkan pujian, kebanggaan, serta tanpa pamrih (termasuk tidak mengharapkan pahala), maka ini bukan kemelekatan.

Sedangkan untuk perbuatan buruk, sudah pasti merupakan Kemelekatan yang kuat.

Memori akan hal ini tersimpan di fisik. Sehingga kecenderungannya adalah perbuatan yang sama akan berulang kembali, di kehidupan ini.

Mereka yang berbuat baik (tanpa kemelekatan – tanpa ego) akan berbuat baik lagi dan lagi. DAN, ia pun akan mendapat perlakuan baik dari orang lain. Karena Energi positif pasti mengundang energi positif lainnya.

Mereka yang berbuat baik dengan ego, dan berbuat buruk, akan berbuat hal yang sama lagi dan lagi. Dan ia pun akan mendapatkan perlakuan serupa dari orang lain. Karena energi negatif pasti mengundang energi negatif lainnya.

Dengan demikian, saya tegaskan lagi; kita bisa memutus hukum sebab-akibat dari karma ini, dengan cara MENYADARI perbuatan kita, lalu Meminta maaf dan Memaafkan semua.

Sekarang saya ingin menutup pembahasan mengenai karma dengan menambahkan sedikit. Kita bisa simpulkan beberapa hal:

  1. Apakah Kau mewarisi memori fisik leluhur, kakek-nenek, serta orang tuamu?

Jawab: Ya. Tetapi hal itu seharusnya TIDAK berpengaruh padamu. Putuskan. Kemelekatan itu. Tidak ada satu pun hutang leluhurmu yang harus kau tanggung. Kau adalah manusia baru!

  1. Apakah kau membawa memori KESADARAN dari seseorang sebelumnya (past-life)

Jawab: Ya. Tetapi hanya memori KESADARAN. Sedangkan memori kehidupan fisik tidak terbawa karena memori itu tersimpannya di jasad yang hancur jika mati. Kau tidak akan bisa mengingatnya.

Sehingga dirimu dan siapa pun itu di masa lalu adalah dua orang yang sama sekali berbeda. Jangan jadikan hal ini realitamu sekarang. putuskan. Maafkan.

  1. Apakah Karma adalah sebab-akibat?

Jawab: Ya, namun hanya dengan penjelasan seperti di atas.

Pertanyaannya :

Memory apa yang mau kita rekam, dan beban emosi apa yang mau kita simpan?

Apakah itu memori dan emosi yang memberdayakan diri ataukah itu memory dan emosi yang hanya akan membuat kita semakin berat dalam meraih cita-cita dan impian. Tentu saja, semua terserah anda. Karena Nasibmu ada di tanganmu sendiri.

Oleh karena itu kenali jati diri sejatimu. Lalu, MAAFKAN semuanya.

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Kesadaran Rendah dan Tinggi

20 Mei 2024 - 12:37 WITA

Kesadaran rendah melihat realita seperti yang diinginkannya, yang diharapkannya. Kesadaran tinggi melihat realita apa adanya

Mengamati Perasaan dan Melakukan Refleksi Diri

10 April 2024 - 23:33 WITA

Mengamati Perasaan dan Melakukan Refleksi Diri (Foto Ilustrasi)

Mengatasi Kebisingan di Kepala

13 Januari 2024 - 02:00 WITA

Mengatasi Kebisingan di Kepala

Setiap Malam Adalah Malam Tahun Baru

2 Januari 2024 - 12:13 WITA

Setiap Malam Adalah Malam Tahun Baru

Belajarlah untuk Tidak Mengeluh

29 Desember 2023 - 02:19 WITA

Belajarlah untuk Tidak Mengeluh

Bekerja dan Bersyukur

13 Desember 2023 - 05:08 WITA

Bekerja dan Bersyukur
Trending di Pencerahan