Sifat iri itu bukan sifat manusiawi tapi ia merupakan sebuah penyakit hati yang berdampak pada emosi, mental dan jiwa seseorang.
Bayi yang lahir ke dunia dengan hati suci, tanpa rasa iri alias netral. Meski ibunya jelek, miskin, atau cacat, dia tetap menyayangi sang ibu, apa adanya.
Kita dilahirkan dengan kondisi yang sudah “sesuai” dan cukup dengan apa pun yang diberi Tuhan.
Kalau setelah besar kita bertumbuh jadi orang yang suka iri, itu karena bentukan dari lingkungan.
Lingkungan ini kita sebut saja dengan istilah Eksternal. Eksternal adalah penghadang mental
Eksternal adalah segala sesuatu di luar dirimu. Apa pun itu dan siapa pun itu. Saya ulangi sekali lagi; Siapa pun dan Apa pun di luar dirimu adalah eksternal bagimu.
Dari faktor Siapa adalah termasuk orang tua, kakak, adik, istri, suami anak, teman, tetangga, guru sekolah, guru spiritual, pemimpin, seluruh masyarakat, siapa pun tanpa terkecuali.
Dari faktor APA: adalah termasuk informasi dan pengetahuan yang kamu dapat, baca, atau dengar di sekolah dan di masyarakat, ajaran formal dan non-formal termasuk agama, adat, budaya, apa pun tanpa terkecuali.
Maka, “Pengaruh Eksternal” adalah semua faktor eksternal yang mempengaruhi pikiranmu, gerak-langkahmu, keputusanmu.
Pengaruh ini bisa bersifat positif, yaitu yang membuatmu mantap dalam mengambil keputusan, termotivasi untuk bekerja dan berkreasi, semangat, berani, dan lain lain
Pengaruhnya juga bisa bersifat negatif, yaitu yang membuatmu menjadi bimbang, khawatir, ragu-ragu, merasa salah, demotivasi, urung, juga takut dalam segala bentuk kegiatan dalam hidup seperti mengambil keputusan, memulai usaha, pergi meninggalkan rumah untuk memulai karir baru di tempat lain, dll.
Yang kedua (negatif) itulah yang menjadi penghadang dan penghambatmu dalam spiritualitas dan kehidupan duniamu
Mengapa?
Karena tuntutan orang tua, tuntutan kebutuhan hidup dari orang terdekat, tidak umum dilakukan, khawatir dikucilkan, dan lain lain
Cobalah ingat, ada orang tua yang gemar membanding-banding anaknya dengan anak orang lain, suka memaksa anaknya agar lebih hebat dari anak lain, atau tak mau anaknya “kalah” dalam segala hal dari anak lain.
Dari pemahaman inilah muncul sifat yang disebut Iri. Sifat iri inilah yang membuat manusia tak pernah merasa puas dengan apa pun yang mereka miliki, dan menganggap milik orang lain lebih baik dan lebih pantas dimiliki daripada yang kita miliki. Sebagai penyakit jiwa, iri hati juga menular dan berbahaya, karena bisa mendorong keluar sisi gelap dalam diri kita.
Penyebabnya, iri hati bukan hanya kita wujudkan dengan melontarkan komentar atau gosip negatif terhadap orang yang menjadi sasaran iri hati kita.
Tetapi lebih dari itu, bila rasa iri dan dengki terus kita kipasi, kita juga bisa terdorong untuk melakukan tindakan yang dengan sengaja ditujukan untuk merugikan atau menghancurkan orang lain.
Analoginya seperti ini, ada seorang nelayan berhasil menangkap kepiting dan meletakannya di sebuah wadah. Secara naluri hewan, pasti ada keinginan untuk keluar dan menyelamatkan hidup.
Namun jika diperhatikan, mereka semua berlomba-lomba untuk keluar dari wadah tersebut. Setiap kepiting yang berusaha untuk melarikan diri, pasti ditarik kembali oleh kepiting yang ada di bawahnya.
Peristiwa ini bisa kita kaitkan dalam karakter seseorang dikehidupan sehari-hari, mungkin kita tanpa sadar telah melakukannya juga.
Secara garis besar, kepiting lain yang menarik kepiting yang berada di atasnya seakan merasa iri atau tidak suka bila ada temannya yang berhasil daripada dirinya.
Oleh karena itu, sifat iri tidak lain adalah penyakit mental yang membentuk sakit jiwa.
Dalam dunia psikologi, Iri di istilahkan dengan crab mentality. Crab mentality atau mental kepiting adalah sifat iri dengan keberhasilan atau kesuksesan orang lain
Ciri-ciri crab mentality
Beberapa tanda perilaku yang memilki crab mentality atau mental kepiting, yaitu:
- Tidak suka menerima kritikan
- Suka membicarakan keburukan orang lain, saudara, istri, teman, dan lain-lain
- Tidak bisa kalau sendiri
- Menggandalkan orang lain
- Melemparkan kesalahan kepada orang lain
- Suka membanggakan diri tanpa ada bukti atau dukungan dari teman yang melihat
- Selalu mencari aman/gampang marah/tersinggung/baper
- Selalu sibuk mencari teman yang mau bisa didengarkan gosipnya
- Tidak bisa tinggal diam
- Merasa dirinya paling baik
- Mengerjakan hal yang tak bermanfaat
- Menjatuhkan atau meremehkan orang lain di depan umum atau publik
Penyebab seseorang mengidap crab mentality
Mereka yang mengidap penyakit mental kepiting adalah mereka yang mempunyai harga diri yang rendah serta malu terhadap diri sendiri.
Mereka juga memilki rasa kompetitif yang tinggi sehingga dia akan cemburu bila ada seseorang yang lebih unggul dari dirinya.
Terakhir, mereka yang merasa kalah dari lawannya, akan mempunyai dendam yang tersimpan dalam dirinya.
Pesan Bijak
Selama masih tertanam rasa iri/dengki di hatimu selama itu pula dirimu tak kan pernah merasa nyaman bila berteman dengan siapapun juga..
Tak kan pernah menikmati indahnya kedamaian..
Tiada ketenangan dalam jiwa..
Tak kan pernah bisa merasakan kebahagiaan sesungguhnya dan seutuhnya..
Hati yang baik hanya mengeluarkan kata-kata yang baik, sedangkan kata-kata yang buruk berasal dari hati yang buruk.