Menu

Mode Gelap

Pencerahan · 6 Des 2023 10:44 WITA ·

Hidup dan Bekerja dengan Penuh Kesadaran

Hidup dan Bekerja dengan Penuh Kesadaran Perbesar

Hidup dan Bekerja dengan Penuh Kesadaran

Mazhab behaviorisme lahir di negeri Paman Sam, dan mazhab ini merupakan sebuah aliran psikologi yang mengajarkan bahwa perilaku manusia ditentukan, dipengaruhi, dan dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal atau lingkungan.

Hal ini dapat kita lihat pada dua konsep penting dari mazhab ini yaitu, pelaziman klasik dan pengondisian operan. Pelaziman klasik sering disebut-sebut oleh para motivator melalui percobaan Pavlov (1849 – 1936).

Pavlov menyebutkan bahwa refleks pada manusia itu terbagi atas dua: refleks bawaan dan refleks terkondisikan. Refleks bawaan itu adalah respon yang kita berikan tanpa melalui proses belajar, seperti mengucapkan kata “aduh” ketika kaki tersandung.

Sedangkan penelitian refleks terkondisikan Pavlov yang sangat terkenal adalah salvias (proses keluarnya air liur pada anjing). Suatu ketika Pavlov meletakkan daging di depan anjing lapar yang hanya dapat menciumi dan melihatnya tetapi tidak dapat menyentuhnya.

Daging ini menjadi rangsangan yang kuat bagi anjing merasakan rasa laparnya. Segera anjing-anjing itu mengeluarkan air liur berlebihan. Sementara anjing-anjing ini sedang dalam keadaan sangat lapar, Pavlov tetap membunyikan bel dengan nada tertentu.

Segera ia tidak membutuhkan daging lagi, ia hanya perlu membunyikan bel dan anjing segera merasa lapar seolah ada daging di depan mereka. Ia telah menciptakan hubungan saraf antara bunyi bel dan keadaan lapar atau keluarnya air liur.

Sejak saat itu, ia hanya perlu membunyikan bel dan anjing segera berada dalam keadaan lapar.

Percobaan Pavlov ini kemudian menjelaskan tentang daya sugesti (suggestibility) dalam dunia hipnosis. Setiap kata, perilaku, dan faktor-faktor lingkungan merupakan stimulus yang kita terima yang memiliki daya hipnosis yang ampuh.

Jika seseorang suka menonton sinetron dan begitu asyiknya sehingga walau sinetronnya berhenti sesaat oleh iklan ia tidak akan pindah saluran, maka dapat dipastikan ia telah terhipnosis oleh hampir semua iklan yang ditayangkan.

BACA JUGA :  Mengapa Saat Ingin Menerima Harus Melepaskan?

Jika percobaan Pavlov tadi menjelaskan tentang pengondisian klasik, maka pada tahun 1930-an seorang pemikir lain, Burrhus Frederick Skinner menjelaskan tentang pengondisian operan.

Skinner melakukan sebuah penelitian dengan burung merpati. Burung merpati tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kotak yang dapat diamati. Merpati tersebut bergerak sekehendaknya, dan ketika kakinya menyentuh tombol kecil pada dinding kotak, makanan akan keluar dan merpati tersebut merasa senang.

Mula-mula merpati tersebut tidak mengetahui hubungan antara menyentuh tombol kecil dengan makanan yang keluar. Tapi ketika ia menyentuhnya lagi, makanan keluar lagi. Dengan beberapa kali pengulangan, maka merpati tersebut mulai mengerti bahwa bila ia ingin makan, cukup dengan menyentuh tombol tersebut.

Jika seorang karyawan mengerjakan tugasnya dengan baik dan bos memberikan bonus. Maka akan terbentuk suasana bahwa mengerjakan tugas yang baik, pasti akan diberi bonus lagi.

Inilah yang oleh Skinner disebut sebagai peneguhan (reinforcement), yaitu proses memperteguh respon yang baru dengan mengasosiasikan dengan stimuli tertentu berkali-kali.

Dalam dunia saat ini, peneguhan itu biasa disebut sebagai reward. Peneguhan atau reward inilah yang menguatkan respon karyawan tadi dalam bekerja dengan baik.

Mazhab behaviorisme ini tidak memedulikan apakah manusia itu baik atau buruk, rasional atau emosional; mazhab ini hanya peduli bagaimana manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Manusia melakukan proses belajar yang didapat dari lingkungannya. Itulah sebabnya behavioris ini disebut juga dengan teori belajar, yang kemudian melahirkan konsep manusia mesin.

Jika kita menelusuri mazhab ini, maka kita akan sampai pada empirisisme dan hedonisme pada abad ke-17 sampai abad ke-18.

Empirisisme mengatakan bahwa sejak lahir manusia tidak memiliki “warna mental”, hingga ia kemudian diwarnai oleh pengalaman.

Sehingga menurut empirisisme, satu-satunya sumber pengetahuan kita adalah pengalaman.

Sedangkan hedonisme merupakan paham filsafat etika yang memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingannya sendiri, mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.

BACA JUGA :  Hati-hati Bermain dengan Pikiran dan Perasaan

Paham hedonisme inilah yang menurut saya dijelaskan oleh Robert Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad, Poor Dad. Menurut Robert Kiyosaki, manusia dikendalikan oleh dua emosi utama dalam mengejar kebutuhan hidup dan kekayaan, yang membuat mereka seperti perlombaan tikus.

“Kebanyakan orang mempunyai harga. Dan mereka mempunyai harga karena emosi manusia yang disebut ketakutan dan ketamakan. Pertama, takut hidup tanpa uang memotivasi seseorang untuk bekerja keras, dan kemudian setelah mendapat slip gaji, ketamakan atau nafsu berpikir mengajaknya untuk mulai berpikir tentang semua hal indah yang bisa di beli dengan uang. Pola itu pun kemudian terbentuk,” kata ayah kaya dalam buku Robert Kiyosaki.

Kebanyakan manusia kemudian betul-betul menjadi mesin otomatis yang dikendalikan sepenuhnya oleh lingkungan. Lewis Yablonsky menyebut manusia seperti ini sebagai “robopaths”.

Manusia dipisahkan dari makna hidupnya, dari fitrah manusianya. Manusia berperilaku secara otomatis dan bersifat rutinitas yang kehilangan spontanitas, kreatifitas, dan individualitas.

Manusia berperan sebagai robot yang bergerak secara monoton, tanpa emosi, tanpa nilai, dan tanpa makna.

Manusia robot akan selalu melakukan rutinitas yang itu-itu saja. Bangun pagi, makan, bekerja, pulang, menonton film, berlibur sesekali; namun mereka makin lama makin stres dan merasa hidup ini semakin hampa.

Prinsip reward yang sering didapatkan karyawan di kantor memang menaikkan produktivitas kerja. Namun, lama kelamaan akan kembali menjadi hambar kembali.

Dan ini akan terus berulang dalam proses kerja dan mencari kesuksesan. Manusia kemudian laksana anjing dalam penelitian Pavlov atau Merpati dalam penelitian Skinner.

Saya tidak bermaksud menjelekkan mazhab behaviorisme. Pada diri manusia memang ada sistim otomatis, dan dalam perkembangannya penelitian Pavlov dan Skinner kemudian melahirkan berbagai metode dahsyat dalam melakukan perubahan diri dan perilaku.

BACA JUGA :  Self Healing dan Menciptakan Blue Zone Pada Diri Sendiri

Hanya saja, menggambarkan manusia secara utuh sebagai sistem yang bersifat mekanik inilah yang kemudian mendapat penentangan bagi mazhab behavioris. Dan behavioris ternyata tidak mampu menjelaskan tentang self-motivated.

Apa yang digambarkan selama ini oleh kebanyakan motivator ternyata hanya bertumpu pada mengejar kesenangan dan menghindari penderitaan (hedonisme).

Salah satunya adalah menulis impian yang ingin diraih. Pada dasarnya teknik ini justru telah membuat kita masuk dalam perangkap hedonisme.

Kita menulis segala hal yang ingin kita raih, dan meninggalkan seluruh penderitaan kita. Menulis impian selama ini kebanyakan hanya digerakkan oleh dua emosi yang digambarkan oleh Robert Kiyosaki di atas, tanpa memedulikan pada apa sih yang sebenarnya ingin dicari dalam hidup ini?

Deepak Chopra menggambarkan hal ini dengan sangat indah: “Pada hampir semua orang, partisipasi dalam kisah-kisah kehidupan kita ini terjadi otomatis, tanpa disadari.

Kita hidup seperti aktor dalam sebuah drama, yang diberikan peran tanpa memahami keseluruhan kisahnya. Tetapi ketika Anda berhubungan dengan jiwa Anda, Anda lihat keseluruhan naskah cerita dramanya.

Anda mengerti. Anda tetap berpartisipasi dalam kisahnya, tetapi sekarang Anda berpartisipasi dengan penuh sukacita, dengan sadar, dan dengan sepenuhnya.

Anda bisa membuat pilihan-pilihan yang didasarkan kepada pengetahuan dan lahir dari keterbebasan. Setiap momennya menjadi lebih berkualitas berkat penghargaan terhadap apa artinya itu dalam konteks kehidupan kita.”

Dengan kata lain, kita berpindah dari makhluk otomatis dan seolah-olah tidak mempunyai pilihan hidup; Dan menjadi makhluk merdeka yang menyadari bahwa kita memiliki banyak pilihan dalam hidup ini.

Sibukkan diri kita dengan melakukan upaya sadar menggali value-value kita. Karena bukankah kita telah diciptakan dengan fitrah yang sempurna?

 

 

Penulis : Syahril Syam, ST, C.Ht, L.NLP Pakar Pengembangan Diri

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Kesadaran Rendah dan Tinggi

20 Mei 2024 - 12:37 WITA

Kesadaran rendah melihat realita seperti yang diinginkannya, yang diharapkannya. Kesadaran tinggi melihat realita apa adanya

Mengamati Perasaan dan Melakukan Refleksi Diri

10 April 2024 - 23:33 WITA

Mengamati Perasaan dan Melakukan Refleksi Diri (Foto Ilustrasi)

Mengatasi Kebisingan di Kepala

13 Januari 2024 - 02:00 WITA

Mengatasi Kebisingan di Kepala

Setiap Malam Adalah Malam Tahun Baru

2 Januari 2024 - 12:13 WITA

Setiap Malam Adalah Malam Tahun Baru

Belajarlah untuk Tidak Mengeluh

29 Desember 2023 - 02:19 WITA

Belajarlah untuk Tidak Mengeluh

Bekerja dan Bersyukur

13 Desember 2023 - 05:08 WITA

Bekerja dan Bersyukur
Trending di Pencerahan