Sebagian besar manusia miliki pemahaman spesifik untuk hidupnya. Contoh, “Saya menginginkan permen rasa strawberry!”
Tidak hanya rasa, tetapi warna dan wanginya pun digambarkannya dengan spesifik.
Ini saya sebutkan sebagai Kesadaran tingkat dasar.
Pada kesadaran tingkat lebih tinggi, beberapa orang menyadari bahwa rasa permen itu beraneka ragam.
Jadi mengapa harus memilih salah satu rasa saja? Mereka pun berkata, “Saya ingin permen. Rasa apa pun saya terima, asalkan rasanya manis dan lezat.”
Pada kesadaran di tingkat yang lebih tinggi lagi, sebagian kecil orang menyadari bahwa hidup ini tidak hanya manis saja.
Tuhan tidak menciptakan hanya rasa manis. Tetapi juga ada rasa pahit. Manis dan pahit adalah dari Tuhan juga.
Pendekatan diri kepada Tuhan, atau perjalanan spiritual manusia seharusnya juga menerima Tuhan dengan segala bentuk rasa-Nya.
Maka ia pun berkata, “Saya menerima apa pun rasa permen itu, manis dan pahit.”
Di tingkat kesadaran tertinggi, sebagian kecil manusia memahami kebenaran yang hakiki. Yaitu Tidak ada Tuhan selain Tuhan.
Maka ia pun berkata, “Permen adalah ilusi. Permen tidak relevan, karena saya sudah berada bersama Sang Pencipta Permen itu.”
Namun, hampir tidaklah mungkin mengangkat mereka yang di level kesadaran bawah kecuali mereka sendiri yang naik ke atas.
Dan bagi yang sudah di atas, kalian tidak perlu turun lagi ke bawah untuk menjemput mereka. Siapa pun yang berada di bawah itu; bahkan keluarga sekali pun.
Karena perjalananmu hanya seorang diri. Perjalananmu hanya ada satu arah, yaitu ke atas. Hanya ada kau dan Tuhan.
Bersabar, berserah dirilah.
Naikilah anak tangga itu. Lagi… dan lagi…(***)