Kebanyakan anak seringkali merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Karena perasaan disayang bersifat subjektif.
Maka orang tua yang merasa telah memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, akan tetapi belum tentu anak merasa disayang oleh orang tuanya.
Dalam berbagai seminar, seringkali saya sampaikan bahwa cara membuat anak merasa disayang sebenarnya sangat sederhana, namun butuh kesabaran dan konsistensi untuk melakukannya.
Saat pada diri anak selalu hadir perasaan kurang akan perhatian dan kasih sayang, ia akan mudah stres saat menghadapi masalah. Ini akan membuat bawah sadar mendorongnya melakukan perbuatan apapun yang bisa membuatnya merasa nyaman. Kekosongan hati berusaha diisi dengan melakukan apapun agar bisa merasa senang.
Di satu sisi sebuah pekerjaan menuntut kita untuk bekerja sesuai tupoksi dan dengan itu membutuhkan keuletan, kesabaran, kedisiplinan, dan optimisme tinggi.
Dalam bekerja kita mesti memiliki mindset kebersamaan dan bukan egoisme. Kita diajak untuk memikirkan instansi/perusahaan dan tim kerja; bukan hanya memikirkan diri sendiri. Semua itu membutuhkan motivasi internal yang sangat tinggi.
Sedangkan bagi anak yang tumbuh dengan perasaan kurang perhatian dan kasih sayang akan cenderung egois. Bawah sadarnya merasa bahwa ia mesti memenuhi terlebih dahulu kekosongan hati dan membuatnya merasa senang, baru terbuka kemungkinan memikirkan di luar dirinya. Inilah yang membuat dirinya kurang termotivasi dalam bekerja.
Karena bawah sadarnya cenderung membuat dirinya mesti memikirikan diri sendiri, maka jangan heran motivasi kerjanya bersifat eksternal.
Ia hanya akan termotivasi bekerja hanya karena ada hal-hal yang membuatnya merasa senang dan nyaman. Dan jika sesuatu hal itu tidak ada atau telah membosankan, motivasi kerjanya pun kembali surut.