Penelitian otak menunjukkan bahwa salah satu yang membuat otak cepat rusak adalah mengeluh.
Menurut KBBI, mengeluh adalah menyatakan susah (karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan, dan sebagainya).
Mengeluh merupakan reaksi negatif yang dikeluarkan seseorang karena merasa masalah yang dihadapi tidak sesuai dengan keinginan, menghadapi permasalahan yang sulit, ingin meluapkan rasa marah, bahkan karena ingin mengharapkan simpati atau mendapat pengakuan dari orang lain.
Mengeluh membuat otak cepat rusak karena kerja otak hanya di seputaran keluhan. Sedangkan otak bisa menjadi lebih baik ketika digunakan untuk berpikir secara progresif, menganalisa, dan memecahkan masalah.
Sedangkan keluhan cenderung lahir dari ketidakmampuan menerima keadaan diri, tidak mampu menerima keadaan hidup, tidak bisa menerima orang lain, cenderung pesimis, dan tidak mau menggunakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah.
Inilah yang akhirnya membuat otak stagnan dalam bekerja dan hanya menghasilkan hormon stres.
Karena siklus berpikir dan merasa pada orang yang mengeluh adalah siklus negatif dan destruktif, maka perasaan yang dominan hadir adalah perasaan cemas, takut, dan merasa tak berdaya.
Alih-alih memecahkan masalah, orang yang suka mengeluh justru tidak berupaya menyelesaikan masalah yang dikeluhkannya. Maka menjadi wajar jika seluruh sel tubuhnya menjadi cepat rusak.
Inilah yang menyebabkan ada begitu banyak orang yang mengeluhkan akan ketakutannya terhadap penyakit tertentu, malah akhirnya menderita penyakit itu.
Pikirannya cenderung merasa takut dan cemas akan suatu penyakit, namun justru karena seperti itu perasaannya, maka perasaan inilah yang membuat tubuhnya menderita penyakit itu.
Kepikunan di usia lansia sering terjadi karena otak yang tidak bekerja sebagaimana mestinya. Otaknya tidak lagi bekerja dalam menganalisa dan memecahkan masalah, tapi stagnan karena dipenuhi berbagai keluhan.
Bahkan pada usia tertentu bisa membuat pikirannya melayang sendiri ke dalam berbagai khayalan. Biasanya ini terjadi karena berbagai perasaan terpendam di bawah sadar mengambil alih kesadaran dirinya.
Kita mungkin mengalami suatu gejala penyakit tertentu atau mungkin menderita suatu penyakit, akan tetapi hadapilah semua itu dengan perasaan optimis, bukan dengan keluhan.
Karena keluhan justru membuat sesuatu yang awalnya hanya gejala menjadi sakit betulan. Dan membuat yang telah sakit menjadi lebih parah.
Tubuh kita boleh menua, tetapi jiwa kita tidak akan pernah mengalami penuaan sebagaimana tubuh. Dan jiwa adalah pengendali tubuh.
Maka sudah semestinya kesadaran kita bersifat positif dan konstruktif agar tubuh kita mengikuti ritme kesadaran kita yang dipenuhi rasa syukur dan optimis.
Ingat, jika mengeluh sudah menjadi tabiat atau hobi kita ubahlah menjadi pola syukur itu kauh lebih baik.
Penulis : Syahril Syam, ST, C.Ht, L.NLP Pakar Pengembangan Diri