Menu

Mode Gelap

Spiritual · 14 Okt 2023 11:39 WITA ·

Bumi Adalah Panggung yang Kecil Dihadapan Alam Semesta

Penampakan Bumi dengan jarak 6 Miliar KM (Foto Nasi) Perbesar

Penampakan Bumi dengan jarak 6 Miliar KM (Foto Nasi)

Membaca fakta astronomi tentang alam semesta, apa yang ada di alam semesta ini sungguh sangat dahsyat.

Luasnya luar angkasa membuat objek berukuran diameter ratusan ribu kilometer pun tampak seperti butiran debu.

Tak ayal, bila bumi ini adalah panggung yang kecil dihadapan alam semesta.

Satu-satunya planet bumi yang diketahui dapat dihuni oleh makhluk hidup ini memiliki jari-jari 6.378 km dan diameter sekitar 12.742 km.

Angka tersebut tidak cukup untuk membuat Bumi menjadi planet terbesar di tata surya.

Pasalnya, Jupiter yang menyandang status tersebut dengan diameter 142.984 km.

Jika Jupiter tampak sudah cukup besar, tengok Matahari. Pusat dari sistem tata surya ini memiliki diameter 1,392 juta km.

Sebagai perbandingan, lebih dari 1 juta Bumi bisa dimasukkan ke dalam bintang tersebut.

Matahari adalah Bintang tipe G, atau biasa disebut sebagai golongan kurcaci kuning. Hal ini membuat masih banyak bintang-bintang lain dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Matahari.

Sampai saat ini, status bintang paling besar disematkan kepada UY Scuti, yang ukurannya setara dengan lebih dari 1.700 kali lebih besar dari Matahari.

Massa dan ukuran objek di luar angkasa tak berkorelasi, massa UY Scuti hanya sekitar 30 kali dari Matahari.

Bergerak lebih jauh, objek lain yang patut diperhitungkan sebagai “raksasa” di alam semesta adalah black hole, atau beberapa disebut sebagai supermassive black hole dikarenakan ukurannya luar biasa besar.

BACA JUGA :  Salah Dibenarkan, Benar Disalahkan, Oh Tuhan Telah Mati

Galaksi Bima Sakti sendiri memiliki satu lubang hitam super besar dengan massa 4 juta kali Matahari.

Meskipun begitu, supermassive black hole terbesar hingga saat ini berada di galaksi NGC 4889. Lubang hitam ini memiliki massa sekitar 21 miliar kali lebih besar dari Matahari.

Objek yang setingkat lebih besar dari lubang hitam adalah tempat benda tersebut bernaung, yaitu galaksi, sebuah kumpulan dari sistem bintang seperti tata surya.

Untuk mengukur objek yang satu ini, ukuran panjang konvensional sudah semakin sulit digunakan, dan harus diganti dengan satuan cahaya.

Bima Sakti, galaksi tempat Bumi bernaung, memiliki panjang dari tiap ujungnya yang dapat ditempuh selama 100 ribu tahun cahaya.

Cahaya memiliki kecepatan 299.792 km per detik. Tahun cahaya berarti jarak yang berhasil ditempuh cahaya selama satu tahun kalender. Diperkirakan, selama satu tahun cahaya dapat melintasi jarak sejauh 9,5 triliun km.

Sedangkan galaksi terbesar yang diketahui sampai saat ini, IC 1101, memiliki ukuran 50 kali dari Bima Sakti, dan massa 2.000 lebih besar.

Untuk melintasi IC 1101, dibutuhkan waktu sekitar 5,5 juta tahun cahaya.

Berbicara objek terbesar, maka tidak akan lengkap jika tidak membicarakan supercluster, atau disebut juga sebagai supergugus, yaitu kumpulan berbagai galaksi.

BACA JUGA :  Menerima Tuhan Apa Adanya

Sampai saat ini, supergugus terbesar adalah Hercules-Corona Borealis Great Wall, atau Great GRB, yang pertama kali dilaporkan pada 2013 lalu.

Sejumlah studi sudah dilakukan terhadap supergugus ini, sehingga diketahui bahwa cahaya butuh waktu sekitar 10 miliar tahun untuk melintasinya.

Sebagai perbandingan, usia alam semesta adalah 13,8 miliar tahun. Great GRB ditemukan kelompok peneliti yang dipimpin oleh Istvan Horvath dari National University of Public Service di Hungaria.

Oleh karena itu, jika bumi hanya bagaikan sebutir debu, lalu untuk apa manusia harus bersombong diri?

Apa yang membuat manusia berarti, bernilai?

Bukan status dan apa yang dimiliki, tetapi apa yang dia kerjakan. Apa yang dia perbuat kepada sesama.

Manusia semakin bernilai dari apa yang dia perbuat kepada sesama. Itu yang membedakan nilai manusia.

“Sebaik-baik manusia, yang memberikan manfaat pada sesamanya,”

Karena itu, jangan pernah berpikir nilai manusia bertambah dari apa yang dimiliki. Apalagi sampai kemudian melabrak berbagai rambu-rambu hukum sekedar mengumpulkan barang kepemilikan.

Seberapa besar yang manusia miliki tetap kecil dibanding alam semesta ini. Tak akan pernah apa yang dimiliki manusia, membuat manusia lebih berarti. Hanya manfaat pada sesama yang dilandasi kesadaran spiritual, yang menaikkan nilai manusia.

BACA JUGA :  Alam Semesta Berperilaku Alamiah

Spiritual Quotient (kecerdasan spiritual) mencoba mengajarkan dan menyadarkan manusia tentang dirinya itu.

Dari kecerdasan itu, diharapkan ada semangat memberi makna, memberi nilai pada diri dengan cara berusaha berhikmat kepada sesama. Bukan justru berkhianat, merugikan manusia lainnya.

Semangat yang muncul berlomba-lomba berbuat baik pada sesama. Bukan menggerogoti kekayaan “bersama” alias kekayaan rakyat atau negara.

Juga bukan memandang dan menilai tinggi status jabatan namun berusaha semaksimal mungkin dengan jabatan yang disandangnya untuk mengabdi pada sesama.

Inilah karya Sang Pencipta, betapa luasnya alam semesta ini, bumi seperti debu jika dibandingkan dengan jagat raya. Dan manusia hanyalah eperti debu di dalam debu.

Jadi masalah apapun di dunia ini seharusnya tidak menjadi tidak berarti jika dibandingkan kedahsyatan alam semesta.

Belum sadarkah kita dengan kondisi “debu” diri ini?

Manusia tak ada apa-apanya antara satu dengan yang lainnya. Bahkan kita semua pun sama. Sama-sama dikaruniakan kelebihan dan kekurangan dan pada dasarnya dihadapan-Nya kita tetap sama bagaikan debu di padang pasir yang tiada berarti.

Bagaimanakah cara kita menjadikan diri ini untuk lebih berarti? Tentu, dengan kesadaran diri bahwa memang kita ini kecil, hina, tak ada apa-apanya sehingga dari sini kita mengakui kebesaran-Nya yang mutlak Dia miliki.

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Apa Itu Kulitvasi dan Bagaimana Cara Melatinya?

19 Agustus 2024 - 14:01 WITA

Apa Itu Kulitvasi dan Bagaimana Cara Melatinya?

Sisi Ini dan Sisi Lain

20 Mei 2024 - 14:01 WITA

Ilustrasi

Menerima Tuhan dengan Segala Bentuk Rasa-Nya

20 Mei 2024 - 13:18 WITA

Menerima Tuhan dengan Segala Bentuk Rasa-Nya

Pencapaian Tingkat Kesadaran Spiritual yang Lebih Tinggi

20 Mei 2024 - 12:57 WITA

Salah Satu Pencapaian Tingkat Kesadaran Spiritual yang Lebih Tinggi adalah Sedekah dalam Menumbuhkan Rasa Empati (Ilustrasi)

Dua Kutub Manusia Dalam Desain Pencipta-Nya

20 Mei 2024 - 12:23 WITA

Dalam design penciptaan alam ini, Awalnya Tuhan menciptakan dua kutub yang yang saling berlawanan

Turunnya Ego dari Otak ke Hati

8 Maret 2024 - 17:20 WITA

Turunnya Ego dari Otak ke Hati (Ilustrasi)
Trending di Spiritual