✅ Merasalah sehat saat ini juga…
✅ Merasalah sukses saat ini juga…
✅ Merasalah bahagia saat ini juga…
✅ Merasalah berkelimpahan saat ini juga…
✅ Merasalah penuh cinta saat ini juga…
Walau pun faktanya belum terjadi
Cara kita “merasa” di atas adalah proses cara melepaskan dan memantulkannya kembali
Akan tetapi sebagian orang masih banyak menganggap enteng dengan mengatakan, “ah,.. untuk apa”? Toh, sama saja, gak pernah berhasil,”? begitu kata sebagian orang-orang yang pesimis dan bermental block
Padahal tanpa mereka sadari, mereka yang bermental block dan pesimis itu dalam setiap detik, menit, jam, dan hari, mereka selalu “merasa” dengan cara yang sama seperti di atas. Namun pada konsep, “merasa negatif” seperti: merasa susah, merara sial, merasa buruk, merasa sulit, dan seterusnya..
Kemudian mereka meminta, merengek, mengiba kepada Tuhan dan semesta, mereka tidak sadar bahwa dengan melakukan itu, mereka sedang memancarkan frekuensi (gelombang) di tataran energi yang rendah, yaitu frekuensi kekurangan.
Dampaknya, mereka semakin bertambah susah, bertambah miskin, dan bertambah serba kekurangan terus menerus
Mereka meminta agar dikeluarkan dari kesulitan, namun cara merasanya ada pada rasa kesulitan.
Maka doamu adalah “kesulitan.” Kamu meminta kesulitan. Dan kamu menerima dan mendapatkan kesulitan tersebut
Akibatnya apa? Tuhan berkata, “Apa yang kamu pikirkan dan rasakan serta yakini, maka itulah yang akan Aku berikan!”
Alhasil…orang tersebut menerima kembali segala bentuk kesusahan, kemiskinan, kekurangan dalam hidup mereka!
Itulah sebabnya mengapa kita “dipaksa” untuk melatih kebiasaan “merasa positif” seperti itu, yang tak lain agar bisa menjadi kebiasaan positif yang terprogram secara otomatis
Dengan kebiasaan-kebiasaan itu, mindset akan memancarkan keberlimpahan ke semesta.
Tugas kita di area sebab. Sebab Tuhan “bekerja” melalui semesta
Baik Dunia fisik, dunia akibat, dunia takdir, itu semua area Tuhan.
Semua orang berdoa. Dan bagi mereka berdoa itu artinya adalah mengharapkan sesuatu.
Mereka memvisualisasikan harapan mereka itu. Itulah doa bagi mereka.
Alam semesta berbicara dalam bahasa rasa. Sehingga dalam berdoa, bukanlah harapanmu yang disampaikan kepada-Nya, melainkan rasa-mu. Apa yang kamu rasakan saat ini, itulah doamu.
Jika kamu meminta agar dikeluarkan dari kesulitan, kamu sedang merasa kesulitan.
Maka doamu adalah “kesulitan”. Kamu meminta kesulitan. Dan kamu akan mendapatkannya.
Jika harapanmu adalah kebahagiaan, maka berbahagialah, sekarang. Dan bersyukurlah karena kamu sudah berbahagia.
Alam semesta akan memahami rasa bahagiamu. Kamu akan mendapatkannya.
Kamu akan paham bahwa hanya ada rasa syukur. Bersyukurlah!