Menu

Mode Gelap

Hypnotherapy · 15 Agu 2023 15:46 WITA ·

Orang Stress Itu Karakternya Melebihi Seperti Binatang

Ilustrasi Orang Stress Perbesar

Ilustrasi Orang Stress

Kebanyakan dari kita sejak kecil selalu diajarkan untuk menyalahkan siapapun atau apapun di luar diri kita.

Ketika masih kecil dan sebagai anak sulung, saat kita menangis, maka yang disalahkan adalah siapapun dan apapun di sekitar kita.

Saat masih kecil dan menjadi anak kedua atau bungsu, maka saat kita menangis, yang akan disalahkan adalah kakak kita.

Saat kita batuk, yang disalahkan adalah air es. Saat kita sakit kepala, yang disalahkan adalah air hujan.

Saat kita merengek minta dibelikan mainan, yang disalahkan adalah penjual mainan keliling.

Bahkan terkadang penjual tersebut diusir agar tidak lagi datang menjual di sekitar rumah.

Sejak kecil kita diajarkan untuk merespons masalah, hambatan, tantangan dengan respons stres, yaitu melawan atau lari.

Menyalahkan siapapun dan apapun atau meninggalkan masalah (lari dari kenyataan).

Dan pola ini berlangsung belasan hingga puluhan tahun. Maka menjadi wajar jika stres akhirnya menjadi karakter (kebiasaan).

Tidak heran jika neurosaintis menyebutkan bahwa orang yang menjadikan stres sebagai karakternya akan menjadi lebih seperti binatang dan kurang Ilahi.

Dalam pembahasan filsafat, para filosof mendefinisikan manusia sebagai hewan rasional, hewan yang bisa berpikir.

Berdasarkan genus, kita sama dengan hewan, namun spesies kita berbeda karena kita bisa berpikir.

BACA JUGA :  Trauma Adalah Penghadang Mental (Bagian 1)

Manusia memiliki akal sedangkan hewan tidak mempunyai akal. Akal adalah salah satu fakultas jiwa yang berfungsi untuk berpikir, menganalisa, merencanakan, dan mengambil keputusan.

Akal membuat kita menyadari mana yang benar dan baik, dan mana yang salah dan buruk.

Penelitian neurosains menunjukkan kepada kita bahwa ada bagian otak yang memang benar-benar berbeda dengan hewan.

Dan bagian otak itu menentukan kemanusiaan kita. Letaknya tepat di belakang dahi, namanya prefrontal korteks, yang biasa juga disebut lobus frontal.

Saat kita terbenam ke dalam zona nyaman, terbenam ke dalam karakter stres, maka untuk bisa keluar dari pola-pola destruktif adalah dengan mengaktifkan otak yang berada di belakang dahi kita.

Dalam bahasa filsafat, mengaktifkan akal kita. Karena penelitian neurosains menunjukkan bahwa lobus frontal adalah pintu masuk untuk melepaskan kita dari ketercelupan perasaan destruktif, dari keterjebakan tubuh, dari candu emosional, dari jeratan hawa nafsu.

Dalam neurosains, otak yang memproses emosi ada pada semua hewan dalam berbagai tingkatan.

Otak emosi inilah yang mendorong hewan melakukan berbagai tindakan seperti makan, minum, mempertahankan diri, dan reproduksi.

Para ahli neurosains menunjukkan bahwa semua tindakan hewan tersebut bersifat insting.

Artinya semua itu tidak diperoleh melalui pembelajaran, melainkan tercipta dorongan secara emosional ketika bersentuhan dengan sesuatu di luar dirinya. Inilah sisi kesamaan kecenderungan pada manusia dan hewan.

BACA JUGA :  Hypnotherapy Atasi Gangguan Psikosomatik

“Pikir itu pelita hati”. Ini adalah peribahasa nenek moyang bangsa Indonesia. Arti dari peribahasa tersebut adalah bahwa pikiran yang menuntun perasaan.

Dimana perasaan adalah kecenderungan bertindak (menimbulkan tindakan) dan pikiran adalah tuntunan agar tindakan kita benar.

Dengan kemampuan lobus frontal, kita mampu mengendalikan berbagai dorongan perasaan.

Peningkatan aktivitas pada lobus frontal membuat kadar hormon stres kortisol menjadi lebih rendah.

Jadi, semakin besar aktivitas otak di lobus frontal, semakin banyak kemampuan yang kita miliki untuk mengendalikan reaksi dan perilaku impulsif kita.

Neurosains memperlihatkan kepada kita bahwa lobus frontal, ketika diaktifkan sepenuhnya, memberi kita kemampuan untuk lebih mengontrol diri yang kita inginkan daripada yang mungkin kita sadari.

Untuk membebaskan diri dari kecanduan emosional kita, kita harus mengembalikan raja ke atas tahta. Dikendalikan oleh impuls tubuh berarti hidup dengan tubuh sebagai pikiran.

Ketika kita hidup dalam mode bertahan hidup, bahan kimia kuno yang kuat itu memengaruhi otak berpikir kita untuk menempatkan semua kesadaran kita pada lingkungan, tubuh, dan waktu kita.

Maka, dalam arti tertentu, kita harus mengeluarkan pikiran kita dari tubuh kita dan memasukkannya kembali ke dalam otak.

BACA JUGA :  Terapi Hypno Sex Gratis

Saat akal telah mendapatkan kembali tahtanya, maka lobus frontal akan bekerja dan menjadikan kita berbeda sepenuhnya dengan hewan.

Mengembalikan diri kita ke kemanusiaan kita dan tidak lagi hidup dengan mengandalkan insting. Lobus frontal bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan sadar, disengaja, bertujuan, yang kita lakukan berkali-kali setiap hari.

Ini adalah rumah dari “diri sejati.” Lobus frontal layaknya konduktor di depan orkestra besar. Ini memiliki koneksi langsung ke semua bagian lain dari otak dan, oleh karena itu, mengontrol bagaimana bagian otak lainnya beroperasi.

Hanya ketika kita dengan sengaja memaksakan kehendak kita melalui penggunaan lobus frontal, kita dapat mencapai jenis ketenangan dan kontrol yang diperlukan untuk keluar dari siklus respons neurologis dan kimia yang mendominasi dan mendikte sebagian besar kepribadian kita, pilihan yang kita pilih, dan reaksi yang kita buat.

Jika tidak, kita akan berada di bawah pengaruh faktor-faktor di lingkungan kita, kebutuhan atau reaksi tubuh kita, dan ingatan masa lalu kita, serta kecemasan akan masa depan.

Kemauan dan kemampuan lobus frontal untuk membantu kita memfokuskan perhatian kita adalah yang membedakan kita dari spesies lain

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Mindfulness: Teknik dan Tips

19 Agustus 2024 - 14:28 WITA

Mindfulness: Teknik dan Tips

Melepas Emosi Negatif

16 Juni 2024 - 17:02 WITA

Melepas Emosi Negatif

Hipnoterapi Atasi Vertigo

30 Maret 2024 - 12:28 WITA

Vertigo/Ilustrasi

Terapi Hypno Sex Gratis

25 Februari 2024 - 15:26 WITA

Hypno Sex (Ilustrasi)

Sakitmu Sulit Sembuh Bila Rasa Negatifmu Masih Melekat

30 Januari 2024 - 06:39 WITA

Ilustrasi/Net

Bergulat dengan Pikiran Sendiri

30 Januari 2024 - 05:53 WITA

Ilustrasi/Net
Trending di Hypnotherapy