Berbicara kepada diri sendiri sebagaimana berbicara kepada orang lain. Dan bertanya kepada diri sendiri sebagaimana kita bertanya kepada orang lain.
Artinya, terkadang kita berkata-kata dengan orang lain bisa lebih baik sementara pada diri kadangkala ngawur.
Misalkan, kamu ketemu dengan seorang teman yang terkena masalah, terus mereka curhat denganmu, nah kira-kiran kamu berkata-kata apa? Yah, paling tidak kita memberi penguatan.
Sekarang kalau dibalik, bagaimana kalau kita dalam masalah, kira-kira, mau bicara apa? Yah, paling tidak jawaban paling umumnya adalah “duh mati, gue gak bisa nih” jadi, beda kan.
Kesimpulannya, terkadang kita berbicara dengan diri sendiri terkesan tidak terlalu baik dibanding ketika berbicara kepada orang lain.
Jadi bagaimana seharusnya?
Jawabanya adalah berbicaralah kepada diri sendiri sebagaimana berbicara kepada orang lain. Dan bertanyalah kepada diri dengan etika-etika yang sama, sama seperti kita bertanya kepada orang lain.
Dengan demikian kita harus menyadari bahwa pikiran kita ini bekerja dengan perasaan dalam arti yang akan berpepngaruh ke pikiran dan perasaan. Karena bahasa atau kata-kata kita ini tidak independen terhadap apapun di balik kita
Sebab, setiap kosakata yang kita ucapkan itu punya asosiasi dengan perasaan tertentu. Jadi menyadari efek apa yang kita katakan akan menjadi perasaan.
Oleh sebab itu, berhati-hati dengan sadar akan bahasa atau kata-kata terhadap diri sendiri agar tidak ngawur kepada diri sendiri.
Jadi menyadari efek dari bahasa kita sendiri jauh akan lebih baik ketimbang bicara ngawur terhadap diri sendiri.
-Ibhe Ananda-