Model lama percaya bahwa ada sesuatu di luar kita yang merupakan sebab dari perasaan kita. Dengan kata lain, ini adalah teori “sebab akibat”
Sebaliknya, model yang baru, percaya bahwa kita adalah pencipta kehidupan kita sendiri. Dengan kata lain, ini adalah teori “menyebabkan akibat”
Untuk memahami perbedaan dalam aplikasi dari kedua model itu, fakta bahwa mayoritas dari kita tidak bahagia karena kita terus-menerus hidup di masa lalu
Kita bangun di pagi hari dan memulai hari dengan memikirkan pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu, masa kemarin dan kita jadi merasa tidak bahagia.
Tetapi, toh kita tetap melakukannya lagi dan lagi dengan terus-menerus memelihara pikiran dan perasaan yang sama, sampai akhirnya semua itu menjadi kebiasaan yang selalu ada di alam bawah sadar kita
Kebiasaan-kebiasaan itu akan menjadi sangat sulit untuk diubah saat kita sudah memasuki usia 36 tahun
Karena di mana semua kebiasaan itu sudah terwujud dalam kepercayaan dan persepsi kita, tingkah laku, dan reaksi emosi kita.
Kebiasaan itu sudah menjadi seperti program komputer sehingga kita bisa melakukannya bahkan secara tidak sadar
Dengan kata lain, tubuh kita tahu cara melakukan semua kebiasaan itu melampaui pikiran kita.
Pada akhirnya, tubuh kita tidak bisa membedakan antara kejadian yang benar-benar sedang kita alami, atau kejadian yang sekedar kita bayangkan
Itulah sebabnya, kita bisa dengan sadar berkata, “Saya ingin bahagia”, tapi ternyata untuk menjalaninya tidak semudah mengatakannya.
Itu terjadi karena di alam bawah sadar kita, kita masih berpikir dan hidup di masa lalu dan masa kemarin
Secara alami, manusia memang merasa tidak nyaman atau bahkan takut pada ketidakpastian
Orang-orang yang menjalani hidup dengan pola mindset lama akan memilih hidup dalam bayang-bayang masa lalu, hanya karena mereka sudah pernah mengalaminya dan tahu pasti bagaimana rasanya.
Mereka tidak berani berubah karena mereka takut akan ketidakpastian dari situasi yang baru di mana mereka tidak terbiasa
Mereka lebih suka menjalani hidup dengan berperan sebagai korban, dan selalu menyalahkan orang lain untuk segala hal yang tidak berjalan dengan baik dalam hidup mereka…
Dengan mengatakan, “Saya merasa atau menjadi seperti ini gara-gara orang ini atau peristiwa itu.”
Dengan kata lain, daripada melakukan perubahan di dalam diri mereka, mereka lebih suka selalu menunggu sesuatu di luar diri mereka yang akan merubah hidup mereka
Orang yang menganut model pola baru (mindset yang dilatih) akan mengerti bahwa mereka bertanggung jawab untuk menciptakan kehidupan mereka.
Mereka mengerti bahwa memang tidak ada kepastian dalam hidup ini, dan cara terbaik untuk memastikan masa depan adalah dengan cara menciptakannya sendiri melalui pemikiran kita.
Itulah sebabnya adalah penting untuk bisa mengendalikan pikiran, karena pikiran akan terwujud menjadi kenyataan
Banyak orang tidak bisa mengendalikan pikiran mereka dan terus bergumul dengan bayang-bayang masa lalu yang menyedihkan, dan itulah sebabnya terkadang kita mendengar orang berkata :
• Saya sedih gara-gara kejadian 5 hari yang lalu.
• Saya getir gara-gara kejadian 5 bulan yang lalu.
• Saya jadi begini gara-gara kejadian 5 tahun yang lalu
Berdasarkan lamanya waktu reaksi emosi itu berlangsung, hal itu disebut reaksi emosi, yakni :
• Jika bertahan dalam hitungan jam/hari, itu namanya suasana hati.
• Jika bertahan dalam hitungan minggu/ bulan, itu namanya temperamen.
• Jika berlarut-larut bahkan dalam hitungan tahun, itu namanya watak.
Kita perlu memahami bahwa sebagai seorang manusia, adalah wajar untuk merasakan suatu emosi, termasuk emosi negatif.
Tapi, seberapa lama kita bisa berlarut-larut dalam emosi itu seharusnya kontrolnya ada di tangan kita.
Kita akan bisa menjalani hidup dengan lebih baik jika kita bisa memangkas rentang waktu reaksi emosi kita sependek mungkin, dan kemudian bergerak maju dalam hidup kita
Kita juga perlu memahami bahwa di mana kita memfokuskan perhatian kita, di situlah kita meletakkan energi kita.
Jadi, dengan memfokuskan perhatian kita pada masa lalu yang menyedihkan, pada dasarnya kita sedang memindahkan energi kita dari masa kini ke masa lalu, dan pada akhirnya kita akan terus menerus selalu menciptakan kehidupan yang sama
Itulah sebabnya, kita perlu berubah. Tapi, banyak orang gagal berubah, karena seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidaklah mudah untuk berubah karena tubuh kita akan selalu menyuruh kita tetap tinggal di zona nyaman kita.
Dan saat kita merasa tidak nyaman, kita berpendapat bahwa perubahan ini tidak sesuai bagi kita
Apakah kita akan berhasil berubah atau tidak, tergantung pada cara kita merespon pemikiran yang menggoda kita untuk tetap tinggal di zona nyaman kita.
Jika kita mengiyakannya, maka kita akan kembali pada kebiasaan lama dan menciptakan pengalaman hidup yang sama lagi
Tetapi, jika kita bisa mengontrol pemikiran kita dan menyuruh otak kita untuk mematuhi kita dan meninggalkan bayang-bayang masa lalu untuk hidup di masa kini dan melihat ke masa depan, maka kita bisa mulai membuat perubahan.
Dalam hal ini, tidak lagi pikiran kita yang mengontrol kita ; kitalah yang mengontrol pikiran kita
Untuk mengontrol pikiran, kita harus bisa melampaui pikiran analisis, yang memisahkan alam sadar kita dari alam bawah sadar kita.
Dengan kata lain, kita harus belajar membebaskan diri kita dari kebiasaan menciptakan persepsi yang tidak berdasar.
Untuk menghindari menciptakan persepsi, kita perlu mendisiplinkan pikiran kita. Kita bisa melakukan itu melalui meditasi, self hypnosis, tafakur, baca buku, berkumpul sama orang positif