Menu

Mode Gelap

Spiritual · 13 Mar 2023 11:12 WITA ·

Kenali Mindset Anda Apakah Model Lama Atau Baru

Ilustrasi Perbesar

Ilustrasi

Model lama percaya bahwa ada sesuatu di luar kita yang merupakan sebab dari perasaan kita. Dengan kata lain, ini adalah teori “sebab akibat”

Sebaliknya, model yang baru, percaya bahwa kita adalah pencipta kehidupan kita sendiri. Dengan kata lain, ini adalah teori “menyebabkan akibat”

Untuk memahami perbedaan dalam aplikasi dari kedua model itu, fakta bahwa mayoritas dari kita tidak bahagia karena kita terus-menerus hidup di masa lalu

Kita bangun di pagi hari dan memulai hari dengan memikirkan pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu, masa kemarin dan kita jadi merasa tidak bahagia.

Tetapi, toh kita tetap melakukannya lagi dan lagi dengan terus-menerus memelihara pikiran dan perasaan yang sama, sampai akhirnya semua itu menjadi kebiasaan yang selalu ada di alam bawah sadar kita

Kebiasaan-kebiasaan itu akan menjadi sangat sulit untuk diubah saat kita sudah memasuki usia 36 tahun

Karena di mana semua kebiasaan itu sudah terwujud dalam kepercayaan dan persepsi kita, tingkah laku, dan reaksi emosi kita.

Kebiasaan itu sudah menjadi seperti program komputer sehingga kita bisa melakukannya bahkan secara tidak sadar

Dengan kata lain, tubuh kita tahu cara melakukan semua kebiasaan itu melampaui pikiran kita.

Pada akhirnya, tubuh kita tidak bisa membedakan antara kejadian yang benar-benar sedang kita alami, atau kejadian yang sekedar kita bayangkan

BACA JUGA :  Fuad, Bathin, dan Alam Bawah Sadar

Itulah sebabnya, kita bisa dengan sadar berkata, “Saya ingin bahagia”, tapi ternyata untuk menjalaninya tidak semudah mengatakannya.

Itu terjadi karena di alam bawah sadar kita, kita masih berpikir dan hidup di masa lalu dan masa kemarin

Secara alami, manusia memang merasa tidak nyaman atau bahkan takut pada ketidakpastian

Orang-orang yang menjalani hidup dengan pola mindset lama akan memilih hidup dalam bayang-bayang masa lalu, hanya karena mereka sudah pernah mengalaminya dan tahu pasti bagaimana rasanya.

Mereka tidak berani berubah karena mereka takut akan ketidakpastian dari situasi yang baru di mana mereka tidak terbiasa

Mereka lebih suka menjalani hidup dengan berperan sebagai korban, dan selalu menyalahkan orang lain untuk segala hal yang tidak berjalan dengan baik dalam hidup mereka…

Dengan mengatakan, “Saya merasa atau menjadi seperti ini gara-gara orang ini atau peristiwa itu.”

Dengan kata lain, daripada melakukan perubahan di dalam diri mereka, mereka lebih suka selalu menunggu sesuatu di luar diri mereka yang akan merubah hidup mereka

Orang yang menganut model pola baru (mindset yang dilatih) akan mengerti bahwa mereka bertanggung jawab untuk menciptakan kehidupan mereka.

Mereka mengerti bahwa memang tidak ada kepastian dalam hidup ini, dan cara terbaik untuk memastikan masa depan adalah dengan cara menciptakannya sendiri melalui pemikiran kita.

Itulah sebabnya adalah penting untuk bisa mengendalikan pikiran, karena pikiran akan terwujud menjadi kenyataan

Banyak orang tidak bisa mengendalikan pikiran mereka dan terus bergumul dengan bayang-bayang masa lalu yang menyedihkan, dan itulah sebabnya terkadang kita mendengar orang berkata :

• Saya sedih gara-gara kejadian 5 hari yang lalu.

BACA JUGA :  Dua Kutub Manusia Dalam Desain Pencipta-Nya

• Saya getir gara-gara kejadian 5 bulan yang lalu.

• Saya jadi begini gara-gara kejadian 5 tahun yang lalu

Berdasarkan lamanya waktu reaksi emosi itu berlangsung, hal itu disebut  reaksi emosi, yakni :

• Jika bertahan dalam hitungan jam/hari, itu namanya suasana hati.

• Jika bertahan dalam hitungan minggu/ bulan, itu namanya temperamen.

• Jika berlarut-larut bahkan dalam hitungan tahun, itu namanya watak.

Kita perlu memahami bahwa sebagai seorang manusia, adalah wajar untuk merasakan suatu emosi, termasuk emosi negatif.

Tapi, seberapa lama kita bisa berlarut-larut dalam emosi itu seharusnya kontrolnya ada di tangan kita.

Kita akan bisa menjalani hidup dengan lebih baik jika kita bisa memangkas rentang waktu reaksi emosi kita sependek mungkin, dan kemudian bergerak maju dalam hidup kita

Kita juga perlu memahami bahwa di mana kita memfokuskan perhatian kita, di situlah kita meletakkan energi kita.

Jadi, dengan memfokuskan perhatian kita pada masa lalu yang menyedihkan, pada dasarnya kita sedang memindahkan energi kita dari masa kini ke masa lalu, dan pada akhirnya kita akan terus menerus selalu  menciptakan kehidupan yang sama

BACA JUGA :  Self Hypnosis untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Itulah sebabnya, kita perlu berubah. Tapi, banyak orang gagal berubah, karena seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidaklah mudah untuk berubah karena tubuh kita akan selalu menyuruh kita tetap tinggal di zona nyaman kita.

Dan saat kita merasa tidak nyaman, kita berpendapat bahwa perubahan ini tidak sesuai bagi kita

Apakah kita akan berhasil berubah atau tidak, tergantung pada cara kita merespon pemikiran yang menggoda kita untuk tetap tinggal di zona nyaman kita.

Jika kita mengiyakannya, maka kita akan kembali pada kebiasaan lama dan menciptakan pengalaman hidup yang sama lagi

Tetapi, jika kita bisa mengontrol pemikiran kita dan menyuruh otak kita untuk mematuhi kita dan meninggalkan bayang-bayang masa lalu untuk hidup di masa kini dan melihat ke masa depan, maka kita bisa mulai membuat perubahan.

Dalam hal ini, tidak lagi pikiran kita yang mengontrol kita ; kitalah yang mengontrol pikiran kita

Untuk mengontrol pikiran, kita harus bisa melampaui pikiran analisis, yang memisahkan alam sadar kita dari alam bawah sadar kita.

Dengan kata lain, kita harus belajar membebaskan diri kita dari kebiasaan menciptakan persepsi yang tidak berdasar.

Untuk menghindari menciptakan persepsi, kita perlu mendisiplinkan pikiran kita. Kita bisa melakukan itu melalui meditasi, self hypnosis, tafakur, baca buku, berkumpul sama orang positif

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Apa Itu Kulitvasi dan Bagaimana Cara Melatinya?

19 Agustus 2024 - 14:01 WITA

Apa Itu Kulitvasi dan Bagaimana Cara Melatinya?

Sisi Ini dan Sisi Lain

20 Mei 2024 - 14:01 WITA

Ilustrasi

Menerima Tuhan dengan Segala Bentuk Rasa-Nya

20 Mei 2024 - 13:18 WITA

Menerima Tuhan dengan Segala Bentuk Rasa-Nya

Pencapaian Tingkat Kesadaran Spiritual yang Lebih Tinggi

20 Mei 2024 - 12:57 WITA

Salah Satu Pencapaian Tingkat Kesadaran Spiritual yang Lebih Tinggi adalah Sedekah dalam Menumbuhkan Rasa Empati (Ilustrasi)

Dua Kutub Manusia Dalam Desain Pencipta-Nya

20 Mei 2024 - 12:23 WITA

Dalam design penciptaan alam ini, Awalnya Tuhan menciptakan dua kutub yang yang saling berlawanan

Turunnya Ego dari Otak ke Hati

8 Maret 2024 - 17:20 WITA

Turunnya Ego dari Otak ke Hati (Ilustrasi)
Trending di Spiritual