Menu

Mode Gelap

Jurnalistik · 3 Mar 2023 15:39 WITA ·

Dasar Jurnalistik, Pengertian dan Cara Menulis Berita (2)

Ilustrasi Perbesar

Ilustrasi

Dasar Jurnalistik, Pengertian dan Cara Menulis Berita (2)

9. Menulis Teras Berita

1. Menulis Teras Berita

Menulis teras berita ini adalah titik awal yang logis. Seperti berita bagus lainnya, terus berita harus diawali dengan kata yang tepat dan menarik, sehingga diharapkan pembaca atau pendengar akan tertarik.

Reporter itu tahu bahwa ada ribuan berita lain yang akan ditulis hari ini, dan semuanya akan berbuat Audien.

Audiens zaman sekarang sudah jauh lebih sibuk ketimbang dimasa lalu. Sebuah berita utama, yang dilengkapi dengan foto atau gambar lain, dapat menarik pembaca, tetapi kata-katanya harus dipilih dengan cermat agar pembaca mau terus membaca seluruh isi berita dari awal sampai akhir.

Di koran harian, kebanyakan berita ditulis dalam bentuk berita tradisional, piramida terbalik. Penyajian fakta diurutkan berdasarkan hal yang terpenting sampai tak penting.

Piramida terbalik tidak selalu menjadi pilihan koran harian. Dua bentuk naratif sering disebut penceritaan atau storytelling adalah bentuk populer di sepanjang pertengahan abad ke-19.

Selama perang sipil, buletin berita dari medan perang, yang menyajikan berita perang baru, diterima oleh kantor berita dan dimuat di halaman depan.

Pada akhirnya, kebanyakan berita memprioritaskan hal terbaru dan terpenting ketimbang informasi lain yang kurang baru dan kurang penting.

2. Teras Ringkasan Berita 

Summary lead juga disebut dengan teras langsung atau teras berita hangat. Teras berita jenis ini membawa pembaca langsung ke poin utama.

Teras ringkasan berita yang ditulis dengan baik akan menunjukkan struktur seluruh berita. Untuk menulis teras ringkasan berita yang efektif, reporter perlu mereview semua fakta dan opini yang dikumpulkan untuk sebuah berita.

Enam pertanyaan terpenting adalah 5W+1H. Penulis berita bisa menata jawaban ini di dalam catatannya atau dalam bentuk garis besar, dengan menulis pertanyaan pertanyaan tersebut lalu memberi jawaban nya setelah penulis puas dengan jawabannya, teras berita biasanya akan mudah ditulis.

Biasanya, pertanyaan apa (what) dan siapa (who) adalah yang terpenting. Dengan mengingat ini, penulis dapat memulai dengan jawaban untuk apa (apa yang terjadi) atau siapa (siapa yang terlibat).

Banyak fakta dapat dimasukkan ke dalam teras berita tanpa terlalu panjang, ruwet, dan tak efektif untuk dibaca.

Walaupun reporter tidak semestinya menulis sesuai rumusan atau mengikuti pedoman dengan kaku, namun biasanya teras berita yang baik memuat 35 kata atau satu sampai dua kalimat.

Namun, teras berita yang bagus yang lebih dari 35 kata juga pernah ditulis, termasuk yang memenangkan hadiah berita terbaik dalam jurnalisme.

Kita tidak boleh hanya menyebut nama sumber berita tetapi juga gelar atau jabatannya. Agar sebuah fakta dipercaya oleh pembaca, jabatan atau posisi sumber perlu dipertimbangkan: semakin tinggi jabatan sumber, semakin kredibel fakta itu di mata pembaca.

Mengutip hanya satu sumber berita, betapapun tingginya posisi sumber, akan berisiko jika fakta itu dalam perdebatan atau opini sumber berita itu bercampur dengan fakta lain.

Penulis berita olahraga tak boleh membuat sendiri pernyataan spekulatif ini sebab dia harus bersikap objektif.

Opini penulis tidak boleh ada dalam berita. Reporter yang menulis untuk koran yang bukan harian juga harus mempertimbangkan unsur waktu dari fakta saat mereka menulis terus berita. Terus berita dapat direvisi sebelum naik cetak jika ada perkembangan baru.

Reporter mungkin harus aktif mencari lebih banyak informasi dan mewawancarai lagi sumber berita untuk mendapatkan berita terbaru.

Teras berita ringkasan ring dipakai sebab membantu pembaca yang tidak punya banyak waktu untuk membaca seluruh berita agar ia tetap dapat mengetahui informasi terpenting dengan membaca judul berita dan teras berita paragraf pertama.

Beberapa yang mendukung penggunaan terus ini juga menyatakan bahwa adalah logis ketika memberitahu seseorang tentang suatu kejadian dengan menceritakan fakta yang terpenting: yang lainnya menyanggah pendapat ini dan menganggap bahwa menyusun berita secara methodis dari pengantar terbaru ke fakta terpenting di akhir berita adalah lebih baik.

BACA JUGA :  Tiga Teknik dalam Menulis Berita, Calon Jurnalis Wajib Tahu!

Menulis headline (judul berita) untuk berita bentuk piramida terbalik dengan teras ringkasan mungkin lebih mudah sebab fakta utama disajikan di paragraf pembuka.

Karena makin banyak orang mendapat berita terbaru dan terhangat melalui televisi, radio, atau internet, maka kebutuhan akan teras ringkasan berita berbentuk piramida terbalik makin berkurang.

Dalam menghadapi persaingan dengan media lain, koran yang dipublikasikan setiap hari atau tidak berusaha membuat berita dan informasi menjadi lebih menarik dan relevan bagi pembaca agar mereka tetap membeli dan membaca koran.

Wartawan koran beragam kan bentuk kerja mereka, seperti dengan menulis teras berita yang lebih kreatif. Teras berita ini sering kurang bersifat langsung atau sesuai panduan ketimbang teras berita tradisional.

3.  Nuth Graph

Terkadang penulis hanya memodifikasi teras ringkasan berita dan membagi menjadi dua paragraf, menunda pengungkapan keseluruhan fakta utama.

Banyak penulis menggunakan anekdot singkat sebagai paragraf pertama, atau menunda pernyataan yang menarik.

Paragraf merupakan ringkasan fakta utama berita. Ia menjawab pertanyaan pembaca yang terpenting. Paragraf lanjutan ini dinamakan nut graph atau paragraf inti. Paragraf inti berisi berita hangat, fakta utama.

Nut Graph: after an anecdote, the ‘follow up’ to explain the main fact/summary of the story.

4. Vignette Lead

Koran komersial, semakin sering memakai bentuk metode pencitraan berita sebagai teras beritanya. Seperti telah disebutkan di muka, teras ini diikuti dengan paragraf inti, yang mencakup fakta penting dan satu atau dua fakta utama dari berita tersebut.

Vignette lead, demikian sebutannya, sering dipakai reporter untuk berita besar dalam isu sosial, ekonomi, politik, lingkungan dan isu isu besar lainnya untuk memunculkan berita yang lebih manusiawi atau personal.

Vignette Lead: brief anecdotes used for reports on social, economic, political, enviromental and other major issues to bring the stories to the human or personal level.

Teras Vignette lebih panjang ketimbang teras anekdot. Vignette juga efektif untuk berita di media siaran. Penulis harus selalu mencari orang riil sebagai bahan sketsanya, untuk membantu menyusun presentasi suatu kejadian fakta, figur dan opini selanjutnya.

5. Pilihan Lain untuk Teras Berita

Selain teras ringkasan, modifikasi ringkasan, penulis berita juga punya pilihan lain dalam menyusun teras.

Fakta, opini, dan informasi lain yang dikumpulkan oleh reporter untuk beli tak perlu dipertimbangkan saat menyusun berita: tidak semua terus berita cocok untuk setiap berita.

Bentuk teras berita tidak terlalu panjang bagi pembaca yang amat perlu adalah kreativitas penulis untuk melihat kemungkinan dalam fakta dan memperkirakan apa apa yang menarik bagi pembaca nya.

Teras berita deskriptif atau teras latar belakang mendeskripsikan setting berita atau memberikan pengantar detail untuk berita itu sendiri.

Jenis teras ini juga bisa berupa dialog. Teras kutipan langsung jarang dipakai, dan hanya dipakai hanya jika kutipan itu lengkap.

Terkadang kutipan langsung sebagian boleh jadi efektif. Kutipan yang panjang akan mengganggu pembaca dan merintangi pemahaman akan fakta.

Ada beberapa jenis teras perbandingan atau kontras. Yang sering dipakai adalah perbandingan waktu: kini dan nanti, kemarin dan hari ini.

Dua perbandingan lainnya adalah perbandingan ukuran: makro dengan mikro, global dengan lokal. Ada juga perbandingan kultural: Asia dengan Eropa, liberal dengan konservatif.

Teras novelty (sesuatu yang baru) dan oddity (hal yang aneh) termasuk teras menarik. Teras ini umumnya berhasil menarik perhatian pembaca sebab teras ini isinya unik. Mungkin ia berisi umur atau kejadian mengejutkan atau menyinggung tulisan lain.

10. Menulis Berita (News Body)

Di era informasi, kebutuhan informasi akan menentukan kesuksesan berita. Selain ada orang yang hanya butuh judul (headline) dan ringkasan (lead) satu paragraf, ada pula orang yang butuh subur fakta.

Jurnalis menyediakan ketiga tiganya baik dari headline, ringkasan, butuh seluruh fakta. Berita lengkap dewasa ini hanya menjadi publikasi sekunder: Ia bisa dibaca atau didengar lewat semua bentuk media.

BACA JUGA :  Pertarungan Antara Hati dan Pikiran

Koran edisi cetak masih jadi berita utama, tetapi wartawan dapat menulis pula untuk media lain misalnya internet.

Jurnalis yang memahami tujuan berita dan menguasai seni penulisan berita akan siap untuk menulis di media tradisional maupun media baru. Apa pun tipe berita dan penulisan yang dilakukan jurnalis, mempelajari cara menulis berita tetap amat penting dan fundamental.

Menulis berita adalah salah satu langkah untuk proses penyebaran berita. Pertama kita mempelajari apa itu berita dan apa yang bukan. Kemudian reporter mengumpulkan semua informasi berita.

Setelah menemukan fakta, reporter mengorganisasikan catatan dan tulisannya untuk menyusun teras berita, yang merupakan bagian penting.

Setelah teras berita, selanjutnya isi berita atau tubuh berita (news body) dan kesimpulan. Hasilnya adalah berita lengkap, bukan ringkasan satu paragraf saja.

1. Piramida Terbalik

Menulis teras ringkasan berita adalah langkah pertama dalam menulis berita lengkap, yang berbentuk piramida terbalik.

Bentuk piramida terbalik menyajikan fakta dalam urutan menurun, dari yang paling penting kau yang paling kurang penting.

Fakta-fakta terpenting, yang didasarkan pada nilai berita dan dipilih oreh reporter, disajikan di awal, di paragraf pertama atau kedua.

Semua paragraf selanjutnya mengembangkan teras berita ini dengan memberi informasi tambahan, atau menjelaskannya secara spesifik.

Sebelum dan sesudah menulis teras berita, reporter mempelajari semua catatannya untuk mengetahui berita secara keseluruhan.

Mungkin ia akan mengelompokkan catatan catatan terpisah di dalam satu topik yang berkaitan dengan isi area wawancara dan dari sumber lain yang diperoleh dari tahap pencarian fakta berita.

Beberapa reporter profesional menulis teras paling akhir, tetapi bagi pemula disarankan untuk setidaknya menulis draft teras berita dahulu, sebuah teasing bisa diedit, diperbaiki, atau bahkan ditulis pulang nanti. Bahkan sebuah draf teras berita akan membantu reporter untuk tetap fokus pada fakta esensial dari berita.

Pada akhirnya, setiap reporter akan menjalankan cara yang paling baik buat dirinya; ini adalah bagian dari gaya reporter.

Detail tambahan mengenai orang yang terlibat dan detail tentang apa yang terjadi mesti dipikirkan dan mungkin ditambahkan ke dalam berita. Ini dinamakan mengungkapkan atau mengembangkan fakta yang ada didalam teras berita.

Reporter yang menulis berita menggunakan penilaian personal untuk mengurutkan fakta dari yang paling penting ke yang kurang penting. Setiap reporter melakukan hal ini. Nanti, dalam tahap copy editing (penyuntingan naskah), orang lain akan membaca berita itu dan menentukan antara lain, apakah fakta itu telah disajikan secara logis dan relevan.

Jika copy editor menganggap punya jadi tidak bagus, maka teras berita dan beberapa bagian isi sebaiknya ditulis ulang dengan memberi penekanan yang lebih baik atau menunjukkan perkembangan terkini.

Penulis pemula mungkin berkonsultasi dengan editor selama tahap penulisan untuk menentukan penekanan dan urutan penyajian.

2. Modifikasi Piramida Terbalik

Tanpa mengganggu aliran berita tersebut, pada paragraf kedua memuat apa yang sudah terjadi sebelumnya.

Berita ini juga memuat beberapa contoh kata transisi yang bagus, seperti penggunaan sinonim perubahan untuk pembangunan dan penggunaan selain perubahan untuk menghubungkan fakta dari paragraf sebelumnya.

3. Atrubusi dan Kutipan

Mengaitkan sumber fakta dan opini dalam berita memberitahu pembaca dari mana informasi diperoleh dan siapa yang memberikan atau mengatakannya adalah aspek penting dalam membangun profesionalisme dan kenetralan serta kredibilitas medium berita.

Pembaca perlu mengetahui bahwa reporter mendapatkan fakta dari sumber yang terbaik dan opini yang diekspresikan bukan opini reporter.

Dengan memberitahu pembaca tentang sumber berita dan fakta, reporter juga memberikan kesempatan kepada pembaca untuk membuat penilaian terhadap fakta.

Kebutuhan untuk memisahkan fakta dengan opini juga penting. Pembaca layak mengetahui opini siapa yang dikemukakan dalam berita.

Sebuah berita bukan tempat lagi reporter untuk mengekspresikan opini nya sendiri, sekalipun opini itu ringan seperti “upayanya membuahkan hasil”.

Opini itu mungkin benar, namun dalam berita reporter harus memberitahu pembaca siapa yang menganggap upaya itu sukses.

Opini yang tidak disebutkan sumbernya dalam sebuah berita dinamakan editorializing. Reporter dan editor yang menemukan opini yang tidak dikaitkan dengan sumbernya, meski opini itu tidak mengganggu, harus segera membuangnya dari berita.

BACA JUGA :  Sembuh dari Gerd Anxiety dan Psikosomatik, Apa Kata Mereka?

Misalnya, mungkin tidak apa apa menggunakan kata sifat “cantik” di depan kata benda hiasan saat menulis sebuah berita tentang acara pesta, tetapi kecuali ada orang yang diwawancarai reporter mengatakan bahwa hiasannya indah, kata sifat itu harus dihapus.

Opini dan fakta harus dikutip langsung juga informasinya. Fakta biasa dan opini dan penjelasan dapat ditulis ulang dan kemudian diatribusikan tanpa kutipan langsung atau tak langsung.

Pengalaman akan mengajari kita apa yang mesti dikutip langsung dan apa yang mesti tidak langsung.

Jika seorang reporter mengetik mengutip secara langsung dengan tanda kutip, maka kata-katanya harus persis seperti yang diucapkan seseorang yang dikutip dan diletakkan dalam konteks yang dimaksudkannya.

Kutipan panjang lebih dari satu kalimat sering mengganggu kelancaran aliran berita dan dapat membingungkan pembaca.

Kutipan yang pendek, satu kalimat atau satu berasa saja, sering lebih efektif. Berita yang efektif sering disusun di seputar fakta dan reaksi terhadap fakta atau opini.

Berita yang hanya berisi fakta demi fakta tanpa memuat reaksi atau penjelasan dari sumber biasanya tidak menarik bagi pembaca.

Kebanyakan peristiwa harus dijelaskan agar bisa dipahami pembaca. Saat seseorang membaca fakta, barangkali ia akan bertanya: apa artinya ini dan mengapa saya mesti peduli?

11. Menjadi Penulis Berita yang Baik

Kendati penulisan berita sebaiknya sederhana dan langsung, namun tulisan berita yang baik tak boleh kehilangan warnanya, daya tarik emosional dan terkadang unsur dramanya.

Topiknya mungkin saja mengandung kualitas yang otomatis menarik bagi pembaca, tetapi bahkan apa yang tampaknya biasa saja bisa diberitakan dengan jelas dan menarik.

Setiap berita harus ditulis dengan baik. Akurasi dan kejujuran adalah dasar dari penulisan berita yang baik.

Reporter yang baik mesti mengecek fakta dan menyeimbangkan berita untuk memberikan penjelasan yang benar tentang apa yang terjadi. Ini sudah menjadi patokan.

Tetapi reporter yang sukses tidak hanya berhenti pada komitmen dasar ini. Yang membedakan reporter yang baik dan buruk adalah caranya menggunakan kata.

Untuk menjadi penulis berita yang baik, poin-poin di bawah ini layak dipertimbangkan.

1. Mulailah setiap paragraf dengan fakta yang signifikan atau menarik, dan gunakan kata spesifik yang menarik.

Jika mungkin, mengawal kalimat dengan adalah, dahulu, nanti, dan sejenisnya. Kata kerja yang jelas yang menunjukkan tindakan, yang dinyatakan dengan tegas, biasanya meningkatkan mutu berita.

Akan tetapi kata kerja haruslah kata yang sudah diakrabi pembaca, yang dipakai dalam percakapan sehari-hari. Kebanyakan orang tidak menggunakan kata kerja seperti “menggemakan” atau “menginternalisasikan”, meskipun kata itu bagus.

2. Kata kerja aktif biasanya lebih baik ketimbang bentuk pasif untuk isi berita. Kata kerja aktif bersifat lebih langsung.

Akan tetapi, terkadang bentuk pasif menjadi satu-satunya pilihan. Misalnya, ketika berita diawali dengan elemen siapa (who) dari prinsip 5 W dan 1 H, bentuk pasif adalah satu-satunya pilihan.

3. Kata klise dan bahasa slang populer terbatas manfaatnya dalam berita.

Jika dimasukkan dalam merespons sumber, maka kata ini bisa dipakai dalam kutipan langsung atau tak langsung.

Menggunakan klise atau kutipan dari buku terkenal, lagu, dan sebagainya adalah soal opini. Beberapa jurnalis terkadang menggunakan nya karena mereka menganggap pembaca paham dengan klise tersebut.  Misalnya, mereka menggunakan kata “naik daun” untuk mengganti kata “terkenal”.

Berita dengan lebih dari satu kata seperti ini patut dicurigai. Penulis terlalu sering menggunakan nya mungkin akan dianggap malas oleh pembaca nya dan oleh rekan seprofesi mereka.

Bahasa gaul terutama yang kasar atau mengandung nada jorok, meskipun mungkin ada di kampus, biasanya tidak dipakai oleh jurnalis dengan beberapa pengecualian.

Misalnya, jika sumber dikutip secara langsung atau tak langsung, bahasa gaul mungkin diperlukan untuk mempublikasikan akurasi dan kejujuran.

Buku Pengantar Dasar Jurnalisme (Scholastic Journalism) dengan sedikit editing.

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

15 Teknik Menulis Berita yang Benar Bagi Pemula

17 Mei 2023 - 02:29 WITA

Rumus Berita 5 W + 1 H Beserta Contoh

4 Maret 2023 - 05:37 WITA

Cara Menulis Berita, Begini Panduan untuk Pemula

4 Maret 2023 - 01:11 WITA

Jenis-jenis Berita dalam Jurnalistik

3 Maret 2023 - 17:33 WITA

Tiga Teknik dalam Menulis Berita, Calon Jurnalis Wajib Tahu!

3 Maret 2023 - 16:33 WITA

Dasar Jurnalistik, Pengertian dan Cara Menulis Berita (1)

3 Maret 2023 - 15:27 WITA

Trending di Jurnalistik