Dan Lok yang juga dijuluki atau dikenal dengan nama The King Of High-Ticket Sales berkata :
“Ingat, orang tidak membeli dari Anda karena mereka memahami apa yang Anda jual – mereka membeli dari Anda karena mereka merasa dipahami.”
Kata bijak Dan Lok dalam dunia penjualan ini tidak hanya tentang sekadar teknik menjual. Akan tetapi sangat terkait dengan hati (emosi/perasaan).
Salah seorang sufi pernah berkata bahwa hati bagi tubuh laksana pemimpin bagi anggotanya. Artinya apa yang ada di hati, maka itu pulalah yang menjadi penggerak atau tidak bergeraknya tubuh kita.
Secara gamblang neurosains menunjukkan bahwa hanya pikiran yang telah memiliki muatan emosional sajalah yang bisa memicu sistem saraf otonom kita, yang dengan itu membuat kita bergerak.
Selama suatu pikiran tidak terkoneksi dengan hati, maka selama itu pula tidak ada daya dorong untuk menggerakkan tubuh.
Dari hal ini nampak jelas bahwa ada dua konteks yang berkenan dengan menjual.
Pertama adalah teknik menjual. Dan ini lebih banyak berkaitan dengan tubuh kita. Mulai dari cara berbicara, tatapan mata, postur tubuh, mirroring, hingga waking hypnosis. Dan yang kedua adalah hati yang berkenan dengan jiwa kita.
Neurosains telah membuktikan bahwa pada hati inilah tersimpan energi yang kuat dan pengontrol medan elektromagnetik pada diri kita.
Selain itu, yang memberikan pengaruh terhadap jiwa adalah sesuatu yang muncul dari jiwa dan kembali kepada jiwa, yang dalam hal ini berasal dari hati kita, yaitu kesadaran, motivasi, niat, ekspektasi, dan hasrat.
Apa yang disampaikan oleh Dan Lok di atas adalah tentang bagaimana hati kita saat melakukan penjualan. Apakah hati kita semata hanya berharap uang dari calon pembeli.
Ataukah hati kita benar-benar ingin melakukan pelayanan yang terbaik bagi calon pembeli.
Secara lahiriah, tindakan yang dilakukan oleh tubuh adalah sama, yaitu melakukan penjualan. Namun dari sisi non materi (hati), ada perbedaan yang sangat jauh antara hati yang fokus pada menghasilkan uang semata dengan hati yang fokus pada melayani.
Bagi hati yang hanya fokus pada memenangkan transaksi penjualan semata, maka seperti kata Dan Lok, hatinya hanya fokus memberikan pemahaman produknya kepada calon pembeli.
Berbeda dengan hati yang melayani, maka kita akan fokus pada bagaimana memahami perasaan calon pembeli kita.
Karena hati juga merupakan pengontrol medan energi tubuh, maka perbedaan niat, hasrat, dan motivasi, akan menentukan perbedaan dalam tingkat penjualan.
Oleh karena itu, begitu banyak para penjual mulai dari pedagang, spg, sales, marketing, baik yang secara offline dan online sangat jarang kita jumpai mereka menjual dengan memahami perasaan calon pembeli yang ada adalah uang semata-mata.
Pelanggan yang berhasil terinspirasi untuk mengasosiasikan merek dengan emosi atau suasana hati tertentu, telah lama dianggap sebagai ‘puncak pemasaran’ dalam ritel modern.