Menu

Mode Gelap

Hypnosis · 22 Feb 2023 04:30 WITA ·

Hypnosis Atau Hipnotis Bukanlah Ilmu Gaib


					Ilustrasi Perbesar

Ilustrasi

Pepatah mengatakan: “Tuntutlah Ilmu sampai ke Negeri China”

Artinya, ILMU yang kita miliki saat ini belum cukup. Harus ada pengembangan, pengalaman serta pembelajaran yang bermanfaat untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain dan dunia.

Otak boleh Germany, China, America, Japan, dan lain sebagainya.

Tapi Igat:, Hati serta Jiwa kita Tetaplah Islam. Begitupun untuk Agama/penganut lainnya.

Dalam pelajaran agama dalam hal ini Islam, tak ada suatu larangan untuk orang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan, malah menjadi kewajiban (fardhu ‘ain dan kifayah).

Di Negara-negara mana pun juga di dunia ini tak ada yang di larang Warganegaranya untuk mempelajari sesuatu Ilmu Pengetahuan.

Malah sampai Ilmu Atoom (Atoomologi), atau Ilmu Kejahatan (Kriminologi) yang namanya sudah cukup menyeramkan!.
Tetapi perbuatan-perbuatan jahat pasti dikutuk dan di hukum berdasarkan undang-undang yang berlaku.

Demikian pula dalam mendalami hypnosis Semua kembali pada niat serta tujuannya. Karena Hipnotis adalah sebuah nama sama seperti dengan nama ilmu pengetahuan lainnya.

Di sini perlu kami jelaskan bahwa hipnotis tidaklah seperti yang dikira oleh masyarakat.

Beberapa orang juga berpendapat bahwa belajar hipnotis adalah haram karena sama dengan berteman dengan setan.

Intinya, bagi orang yang belum mengenal hipnotis dengan benar, mereka menganggap hipnotis sebagai ilmu yang tidak patut untuk dipelajari.

Hipnotis sebenarnya adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang bisa dijelaskan dengan keilmuan psikologi modern. Hipnotis bukan ilmu gaib.
Tetapi ilmu pengetahuan manusia (psikologis).

BACA JUGA :  Hati-hati Bermain dengan Pikiran dan Perasaan

Dalam pelatihan hipnotis, kami sebenarnya mengajarkan psikologi praktis.

Bagaimana memahami cara kerja pikiran dan menggunakan potensi pikiran untuk berbagai keperluan, itulah yang kita pelajari.

Hipnotis yang kami ajarkan tidak sama dengan hipnotis yang digunakan untuk kejahatan.

Malah apa yang dikatakan orang-orang awam atau media masa sebagai hipnotis, sebenarnya bukanlah hipnotis. Dalam hal ini, hipnotis sering dijadikan kambing hitam dalam pemberitaan.

Karena hipnotis adalah suatu ilmu pengetahuan yang berguna. Kejahatan bukanlah terletak pada suatu ilmu, tetapi di dalam lubuk hati manusia, di dalam amal perbuatannya

Ibarat seperti “korek api” yang dijual dimana-mana. Biasanya korek api itu banyak sekali manfaatnya antara lain untuk menyalakan lampu buat menerangi rumah dan jalan.

Menyalakan kompor untuk memasak, merokok, memanaskan badan dan sebagainya, tetapi pada suatu ketika ada pula orang jahat lalu menggunakannya untuk membakar rumah orang! Apakah kiranya korek api itu yang bersalah?

BACA JUGA :  Teknik Sederhana Cara Bersekutu dengan Unconscious Mind

Ataukah si penjualnya mesti disalahkan dan dihukum. Lantaran ada orang yang menyalah gunakan korek api tadi? Tentulah tidak bukan?
Jadi, prinsipnya semua ilmu pengetahuan itu sama yang membedakannya adalah niat serta tujuan manusia itu sendiri.

Seperti halnya dalam belajar ilmu agama yang pada dasarnya ilmu ini baik karena ada system pengajaran dan petunjuk langsung dari Tuhan yang berbicara lewat bahasa firman melalui model yang mereka utus langsung lewat para Nabi dan rasul-Nya.

Ketika ilmu itu sampai kepada seluruh manusia maka tidak seutuhnya yang mereka pelajari menjadikannya manusia itu menjadi baik karena niat serta tujuannya, yang meliputi nafsu yang membawanya jatuh dalam jurang petaka diri mereka sendiri.

Misalkan,  Seorang guru mengaji, ilmu yang mereka miliki adalah ilmu Tuhan. Niatnya untuk mengajarkan para santri-santri untuk menjadi pintar dalam membaca al-qur’an. Tetapi pada kondisi dan kesempatan yang ada maka niat guru mengaji tersebut berubah. Dan  yang terjadi adalah melakukan tindak pemerkosaan kepada santri tersebut.

Nah, apakah yang disalahkan agama? Ataukah yang disalahkan guru mengaji tersebut?

Jawabannya ada pada perbuatan serta niat guru mengaji itu sendiri yang membuatnya jatuh dalam jurang petaka, penyesalan, dan dosa kepada manusia serta dosa kepada Tuhannya.

BACA JUGA :  Dasar Jurnalistik, Pengertian dan Cara Menulis Berita (1)

Hukumnya adalah kutukan, sumpah, (dari pihak keluarga), penjara dan pengadilan akhirat tentunya.

Kembali kepada niat itu sendiri dan tujuan dalam pengembangan ilmu tersebut. Ingat, manusia itu adalah pencipta dan Tuhan adalah Sang Maha Pencipta.

Manusia pencipta dari apa yang mereka pikirkan, niatkan dan apa yang dikatakan.  Dalam shalat pun kita harus niat dalam hati karena Allah. Kalau niatnya bukan karena Allah itu bukan shalat

Misalkan, Anda berniat, dan niatnya yang Anda tujukan serta pikirkan adalah menghadirkan jin, riya, ujub, dan lain sebagainya maka secara otomatis aqidah kita menjadi rusak, shalat kita pun tidak diterima oleh-Nya.

Inilah perumpamaan yang dapat kami berikan sebagai dasar pemahaman dalam membangun pengetahuan hidup.

Oleh karena itu, sebagai manusia yang berakal dan beragama kita tidak diajarkan untuk harus melakukan kejahatan serta berniat yang tidak baik dalam ilmu pengetahuan apapun.

Karena agama manapun bahkan sampai yang tidak beragama sekalipun mereka tidak mengajarkan tentang perbuatan-perbuatan jahat. Semua kembali pada niat serta tujuan itu sendiri.

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Sugesti Hipnosis untuk Awet Muda

16 Juni 2024 - 16:48 WITA

Sugesti Hipnosis untuk Awet Muda

Sugesti Hipnosis untuk Meningkatkan Kemakmuran Finansial

16 Juni 2024 - 16:44 WITA

Sugesti Hipnosis untuk Meningkatkan Kemakmuran Finansial

Sugesti Agar Selalu Semangat

16 Juni 2024 - 16:40 WITA

Sugesti Agar Selalu Semangat

Bagaimana Cara Menghypnosis?

16 Juni 2024 - 16:35 WITA

Bagaimana Cara Menghypnosis?

Apa Itu Hypnosis dan Bagaimana Cara Kerjanya?

16 Juni 2024 - 16:28 WITA

Apa Itu Hypnosis dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Meng-Hack Otak

31 Januari 2024 - 03:35 WITA

Meng-Hack Otak (Ilustrasi)
Trending di Hypnosis