Menu

Mode Gelap

Motivasi · 7 Sep 2023 03:00 WITA ·

Dua Jenis Motivasi yang Bersifat Kecenderungan

Ilustrasi Motivasi Perbesar

Ilustrasi Motivasi

Ada begitu banyak teori tentang motivasi. Dan karena itu pula ada banyak jenis motivasi yang lahir. Namun jika kita kembali kepada fakta atas diri sendiri, maka manusia hanya memiliki dua kecenderungan.

Manusia terdiri dari dua substansi yaitu jiwa dan tubuh. Jiwa bersifat non materi dan tubuh bersifat materi. Kecenderungan tubuh atau jasmaniah adalah senantiasa tertarik pada hal-hal di luar diri kita (hal-hal eksternal).

Adanya dorongan untuk makan, dorongan untuk menginginkan benda (sesuatu), dan dorongan untuk bereproduksi. Semua ini adalah kecenderungan atas segala hal yang ada di luar diri kita.

Pada konteks ini, motivasi manusia bersifat eksternal. Termotivasi hanya karena menginginkan sesuatu yang ada di luar diri (eksternal).

Dalam dunia kerja, ia termotivasi hanya karena budaya kerja di tempat itu sesuai harapannya, kebijakan perusahaan yang mendukung, adanya finansial yang relevan, adanya suasana kerja yang nyaman, adanya penghargaan, adanya promosi jabatan, dan berbagai hal yang bersifat eksternal.

Makanya jangan heran, tuntutan pada hal-hal eksternal itu biasanya menjadi isu utama dalam peningkatan kinerja. Karena memang salah satu faktor termotivasinya manusia adalah karena adanya kecenderungan jasmaniah pada diri manusia.

BACA JUGA :  Menerima Tuhan Apa Adanya

Semua itu baik. Hanya saja jika fokus utama kita semata-mata hanya faktor eksternal maka hal itu justru bisa menjadi pembunuh kinerja.

Saat seseorang hanya fokus pada sesuatu yang bersifat eksternal, suatu penghargaan yang bersifat eksternal berupa uang, piala, ataupun benda-benda materi lainnya sering kali menjadi pembunuh kinerja seseorang.

Perasaan bahwa suatu tugas layak untuk dikerjakan karena nilai dari pekerjaan, bergeser kepada berkurangnya motivasi dalam mengerjakan pekerjaan tersebut karena telah mendapatkan suatu penghargaan.

Terlebih lagi jika tujuan utamanya melakukan suatu pekerjaan hanyalah untuk mendapatkan penghargaan tersebut, maka aktivitas pekerjaan menjadi kurang menyenangkan.

Dengan kata lain, ketika fokus utama hanyalah eksternal maka hal itu bisa melahirkan kebosanan. Karena sifat dari materi adalah memang menjenuhkan.

Suka sekali makan ayam goreng. Tapi jika hanya itu yang terus dimakan, maka pasti akan bosan. Akhirnya ada keinginan untuk mencari menu lain.

BACA JUGA :  Belief Systems Sangat Mempengaruhi Nasib

Hal yang sama berlaku juga pada semua hal di lingkungan kerja jika termotivasinya seseorang hanya karena berbagai hal eksternal (di luar diri).

Di sisi lain, kita juga punya kecenderungan ruhaniah. Kecenderungan jiwa kita untuk menjadi lebih baik. Setiap manusia selalu berharap yang terbaik; selalu menginginkan kesempurnaan.

Hanya saja, karena persepsi yang keliru, semua keinginan jasmani di atas cenderung dianggap sebagai suatu kesempurnaan yang mesti diraih.

Padahal seperti yang telah dikupas di atas, termotivasi karena pengaruh eksternal pada akhirnya membuat diri menjadi bosan dan jenuh; dan menjadi pembunuh kinerja.

Oleh karena satu-satunya Yang Mahasempurna hanyalah Tuhan, maka pada dasarnya jiwa kita senantiasa cenderung bergerak ke arah Tuhan.

Kita ingin selalu menjadi seperti Dia Yangagung dan Mahasempurna. Ibarat tokoh yang kita idolakan, maka kita cenderung ingin seperti tokoh tersebut, dengan cara bergaya dan dan bersikap seperti yang kita idolakan.

Tuhan memiliki nama dan sifat yang Mahasempurna, maka kecenderungan jiwa kita (yang menginginkan kesempurnaan) adalah juga berusaha meniru sifat-sifat-Nya Yangmahasempurna.

BACA JUGA :  Menjadi Manusia yang Sadar

Inilah kesadaran diri untuk berakhlak mulia. Amanah, tanggungjawab, tekun, sabar, ikhlas, adalah sebagian sifat-sifat yang mulia.

Sehingga pada konteks ini motivasi kita bukan lagi karena pengaruh eksternal, melainkan karena pengaruh dari kesadaran diri (internal).

Bekerja bukan lagi sekadar ada uangnya semata, atau lingkungan kerja yang baik. Tapi bekerja karena memang pekerjaan itu layak untuk kita kerjakan. Bahwa pekerjaan itu adalah amanah bagi kita.

Motivasi internal ini hanya bisa terjadi ketika level kesadaran diri meningkat. Karena kedua kecenderungan ini adalah kehidupan yang dialami oleh setiap manusia

Maka setiap hal yang dialami akan senantiasa terpatri di hati. Oleh sebab itu, menjadi wajar kalau disimpulkan bahwa kunci motivasi adalah hati (perasaan). Dan perasaan ini bisa terpicu oleh eksternal atau internal.

Dan karenanya, dalam satu pekerjaan yang digeluti, hati kita bisa berpindah level dari hati yang terstimulus oleh eksternal, naik ke level hati yang terstimulus oleh internal (kesadaran diri yang lebih tinggi).

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Tim

Baca Lainnya

Pikiran Bawah Sadar Sembuhkan Berbagai Penyakit

24 Agustus 2024 - 07:54 WITA

Pikiran Bawah Sadar Sembuhkan Berbagai Penyakit

Panduan Praktis untuk Menerima Diri Anda

19 Agustus 2024 - 14:14 WITA

Panduan Praktis untuk Menerima Diri Anda

8 Tanda Bahasa Tubuh Orang yang Tak Menyukai Anda

22 Juli 2024 - 02:36 WITA

8 Tanda Bahasa Tubuh Orang yang Tak Menyukai Anda

Cara Meningkatkan Keberuntungan

16 Juni 2024 - 17:13 WITA

Cara Meningkatkan Keberuntungan

Menjadi Semakin Melimpah

16 Juni 2024 - 17:07 WITA

Menjadi Semakin Melimpah

Menghadapi Rasa Takut

25 Februari 2024 - 16:35 WITA

Rasa Takut (Iluatrasi)
Trending di Motivasi