Dulu saat masih SD, saya suka sekali bermain tenis. Hampir tiap pulang sekolah selalu bermain tenis bersama teman sepermainan.
Namun, puluhan tahun telah berlalu dan ketika diminta kembali untuk bermain tenis, tubuh dan tangan terasa sangat kaku mengayunkan raket.
Mungkin di antara kita ada yang mengalami pengalaman yang serupa atau mirip dengan pengalaman saya di atas.
Ada juga yang sudah tidak hapal lagi berbagai rumus matematika yang dipelajari dulu sewaktu SMP dan SMA. Bahkan ada yang tidak sampai sebulan sudah melupakan sesuatu yang pernah dipelajarinya.
Kita bisa mendapatkan ribuan koneksi baru di otak dalam hitungan detik dari pembelajaran baru, cara berpikir baru, dan pengalaman baru.
Dengan kata lain, saat ada hal baru yang kita ketahui, baik berupa pemikiran ataupun pengalaman, maka akan tercipta ribuan koneksi baru pada sel otak kita.
Namun, pemenang Nobel Eric Kandel, MD, menunjukkan bahwa ketika ingatan baru terbentuk, jumlah koneksi sinaptik di neuron sensorik yang dirangsang berlipat ganda menjadi 2.600.
Kecuali jika pengalaman belajar yang asli diulangi lagi dan lagi, jumlah koneksi baru akan turun kembali ke 1.300 yang asli hanya dalam waktu tiga minggu.
Oleh karena itu, jika kita mengulangi apa yang kita pelajari cukup lama, kita memperkuat komunitas neuron untuk mendukung kita mengingatnya di lain waktu.
Jika tidak, maka koneksi sinaptik akan segera hilang dan memori akan terhapus.
Inilah sebabnya mengapa penting bagi kita untuk terus memperbarui, meninjau, dan mengingat pemikiran, pilihan, perilaku, kebiasaan, keyakinan, dan pengalaman baru kita, jika kita ingin semua itu terpatri kuat di otak kita.
Berubah menjadi lebih baik itu butuh pada pengulangan. Semakin sering kita mengulangi hal baik, maka semakin mudah bagi kita untuk melakukannya.
Begitu pula sebaliknya, semakin sering seseorang mengulangi pikiran, perasaan, dan perbuatan destruktif, maka ia akan semakin terpuruk, frustasi, menderita, dan depresi.
Mempelajari hal yang benar dan baik itu penting. Tapi lebih penting lagi adalah mengulangi semua pelajaran benar dan baik ini dalam bentuk kesadaran diri dan perbuatan.
Agar hubungan sel otak terkait hal benar dan baik ini semakin kuat dan level kesadaran diri kita pun semakin meningkat, yang berefek pada kebiasaan hidup.
Penulis : Syahril Syam, ST, C.Ht, L.NLP Pakar Pengembangan Diri